DimensiNews.co.id JAKARTA – Kawasan Kota Tua, Taman Sari, Jakarta Barat rawan tindak premanisme. Mereka kerap memalak pengunjung, yang ingin mengabadikan momen di kawasan tersebut.
Seperti yang baru dialami oleh pasangan Adi (30) dan Yuli (26), Minggu (26/8), saat melakukan survei lokasi untuk foto preweding di Kali Apung, Kali Besar, kawasan Kota Tua Jakarta Barat.
Adi mengaku didatangi kelompok preman yang meminta uang Rp 500 ribu sebagai tanda sewa lokasi. Padahal setahunya, kawasan tersebut untuk umum, dan dikelola oleh Pemprov DKI.
“Kita baru cek lokasi untuk 29 Agustus, eh udah ada yang minta Rp 500 ribu. Katanya seluruh kawasan Kota Tua, dari Taman Fatahillah, lorong-lorong, Kali Apung, harus bayar,” ungkapnya kepada wartawan.
Menurut Adi pria yang meminta uang itu memang tidak berseragam. Hanya menggunakan celana jeans pendek, berkaos hitam, dan bertopi.
“Katanya kalau udah bayar aman. Iming-iming jaga keamanan aja. Lah terus apa kabarnya pengunjung yang bawa kamera ? Apa mereka di tarikin juga?,” ujarnya.
Ia berharap pihak Kepolisian bisa membersihkan kawasan Kota Tua dari preman yang meresahkan pengunjung. “Kalau resmi retribusinya oke saja. Kalau ini kan preman, harusnya pada ditangkepin,” katanya dengan nada tinggi.
Sementara Kepala UPK Kota Tua, Norviadi S.Husodo tak membenarkan adanya pungutan yang dilakukan preman. Ia memastikan dirinya bertanggung jawab di kawasan Kota Tua.
“Taman Fatahillah, spot lain, dan lorong-lorong saya yang tanggung jawab. Nggak ada pungutan, itu nggak benar,” kata Norvi ketika dikonfirmasi.
Ia meminta kepada pengunjung yang mendapatkan pemalakan agar segera memfoto wajah preman dan meminta kwitansi demi menjadi bukti.
Sebelumnya, Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pol Hengki Haryadi berulang-ulang menegaskan akan memberantas preman di wilayahnya. Namun hingga kini masih ada saja tindak premanisme, bahkan di tempat wisata.
Laporan Wartawan : HL/BS
Editor. : Red DN