DimensiNews.co.id JAKARTA – Saniyah salah satu warga jakarta barat mengaku sudah tidak asing ketika mendengar mengenai Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan.
Selama ini Saniyah berobat menggunakan Program JKN KIS untuk cuci darah karena gagal ginjal yang dialaminya.
Suniyah menuturkan,Sudah lama Saya menggunakan Program ini untuk membantunya menjalani perawatan kesehatan dirinya dan keluarga.
“Saya pertama kali mendapatkan KIS dari Pak RT yang ada di lingkungan Saya,Pada saat Saya pertama kali menerimanya, Saya kurang begitu tahu kegunaannya. Namun, ketika saya akan menjalani perawatan pengobatan dan pihak rumah sakit menyarankan untuk menggunakan Program ini,kata Suniyah.
“Saya baru memahami fungsinya. Saya dan keluarga Saya begitu terbantu dengan adanya Program JKN-KIS yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan ini.”Katanya
“Karena Saya tidak perlu khuwatir mengenai pembayaran atau tagihan rumah sakit atas perawatan kesehatan yang diberikan kepada Saya.
Saya tidak perlu membayar apapun atas apa yang saya terima.Kami sekeluarga Alhamdulillah sangat bersyukur atas bantuan ini.”ujarnya
Saniyah menyatakan bahwa selama dia menjalani perawatan kesehatan, baik di Rumah Sakit Tarakan sejak Tahun 2014 yang hanya tiga minggu maupun Rumah Sakit Kanker Dharmais sampai sekarang kami tidak pernah merasa tidak puas atas pelayanan yang diberikan oleh pihak manapun.
Saniyah menyarankan kepada Peserta Program JKN-KIS untuk tidak takut menggunakan Program JKN-KIS karena Program ini memastikan masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan.
Tenaga kesehatan seperti dokter dan suster yang merawatnya tidak pernah memberikan pelayanan yang berbeda dengan Pasien umum atau Non Program JKN-KIS.
“Saya berharap program ini akan selalu ada dan tidak pernah dihapuskan oleh Pemerintah Indonesia, Saya tidak bisa menjalankan pengobatan lagi karena Saya orang susah dan gaji suami saya tidak mencukupi untuk membayar pengobatan.
“Untuk kehidupan makan saja susah, apalagi untuk biaya rumah sakit. Sedangkan saya berobat seminggu dua kali. Sekali berobat kan mahal, Saya kan tidak ada uang untuk membayar pengobatan jika Program ini tidak ada.
Jadi, Saya mohon kepada Pemerintah untuk tidak menghapus Program ini supaya orang yang berobat tidak takut lagi untuk memikirkan biayanya,” ujar Saniyah.
Laporan Wartawan : Hery
Editor. : Red DN