Kerajinan Batik Khas Kabupaten Madiun, Bertahan Ditengah Pandemi Covid-19

  • Bagikan

MADIUN – Sejak munculnya wabah atau virus berbahaya yang namanya Covid-19 di Indonesia tercinta ini, para pengrajin kain batik di Kabupaten Madiun turut terkena dampaknya. Penjualan baik menyediakan kain batik berbagai motif yang dijajakan di toko, geleri kerajinan maupun secara online tetap sepi pengunjung atau pembelinya.

Di saat pandemi Covid-19 melanda wilayah Kabupaten Madiun, pasar batik mendadak tengelam. Bahkan tidak hanya itu, hasil produksi kain batik berbagai motif dari mulai batik cap hingga tulis dari goresan tangan para pekerja juga mendadak surut.

Akibat itu, sejumlah pekerja perempuan mahir dibidang pembatikan cap maupun tulis’ turut di rumahkan. Bahkan modal jutaan yang sudah dikeluarkan oleh milik para pengelola industri kain batik ini, tak mampu berputar secara normal tidak selayaknya sebelum adanya virus itu masuk Indonesia. Perputaran uang rupiah di pasar batik, juga mendadak lumpuh.

BACA JUGA :   21 Kontingen Kota Batu Ikuti MTQ ke XVIII Tingkat Provinsi Jatim 2019

Pergerakan stok kain batik dari hari ke hari, semakin menumpuk digudang. Akibatnya para pengrajin batik ini, ada yang lebih dulu menghentikan produksinya. Anehnya disaat para pengrajin tak berdaya, tidak “banyak order” dari pemerintah daerah untuk turut serta membantu kelangsungan produksi kain batik tersebut.

Meski begitu, para pengrajin batik di Kabupaten Madiun tidak menyalahkan bahkan sangat memahami kalau pemerintah daerah saat ini sedang fokus dalam ikut serta penanganan Covid-19. Upaya pencegahan maupun memutus mata rantai penyebaran Covid-19, tentu menjadi perioritas utama pemerintah daerah hingga pusat.

Dalam kesempatan itu, Sugiono merupakan salah seorang pengrajin kain batik di Desa Kenongorejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun mengaku usahanya dibidang kerajinan batik turut terdampak Covid-19.

BACA JUGA :   Operasi Pekat Pol PP dan Damkar Rokan Hulu Dinilai Tebang Pilih

Akibatnya stok kain batik berbagai motif yang sudah lama diproduksi menumpuk digudang galeri miliknya. Bahkan sejumlah pekerja, turut terkena imbasnya yakni terpaksa di rumahkan sementara. Karena memang dimasa pandemi Covid-19 ini, dirinya tidak mampu lagi untuk memberikan upah setiap bulannya kepada mereka sebagai tenaga mahir pembantik tradisional.

“Mesti saat ini, usaha yang dijalankan masih lesu, bahkan tidak berdaya karena dampak Covid-19. Alhamdulilah, tetap kami syukuri. Karena masih ada warga atau konsumen, baik dari dalam maupun luar kota yang berkunjung dan membeli kain batik khas Kabupaten Madiun sebagai oleh-oleh,” katanya, Senin 04 Oktober 2021

Menurutnya karena sejak pandemi Covid-19, kelesuan usaha ataupun di semua sektor tidak hanya di alami oleh dirinya saja? Namun juga dialami oleh para pelaku usaha lainnya yang tersebar dipenjuru tanah air ini. Untuk menggerakan produk-produk kain batik miliknya, ia pun mengikuti penjualan diera digital yakni secara onlien.

BACA JUGA :   Sertu Sapran Hasibuan Terima Penghargaan Dari Kapolres Jakarta Barat Dalam Lomba Azan

Meski terus dilakukan dengan sistem penawaran ke instansi swasta/pemerintah maupun penjualan melalui media sosial (medson) facebook, instagram, whatsaap dan lainnya? Tetap saja penjualannya masih sepi pembeli, baik konsumen yang datangnya dari dalam maupun luar daerah Madiun.

“Tapi meski bagaimanapun, kami tetap yakin suatu saat stok kain batik berbagai motif ini akan dibutuhkan (dibeli) masyarakat. Itu nanti baik untuk cendera mata, acara keluarga maupun seragam perusahaan ataupun kantor instansi swasta/pemerintahan,” jelas Sugiono, lagi.*(ajun)

Keterangan Foto : Terlihat Sugiono sedang menata kain batik di ruang galeri miliknya.dimensinews/ajun

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

error: Content is protected !!
Verified by MonsterInsights