Surabaya – Seorang warga Bungkal, Sambikerep, Surabaya, berinisial BD, ungkapkan kekecewaan dan kejengkelannya terhadap seorang diduga oknum konselor di rumah rehabilitasi Ashefa Griya Pusaka, yang beralamat di Jalan Kutisari, Surabaya.
Kepada Wartawan, BD mengaku bahwa saat hendak menjalani rawat jalan rehabilitasi penyalahgunaan narkoba, ia justru diajak oleh AG untuk menggunakan narkoba jenis sabu di wilayah Pasar Tembok, Surabaya, pada 29 Mei 2024.
“Lah iya, saya ini direhabilitasi supaya sembuh. Malah ketika saya mau pulang untuk menjalani rawat jalan rehabilitasi, diajak nyabu oleh AG di salah satu rumah yang berada di Pasar Tembok, Surabaya,” ujar BD kepada wartawan, Selasa (23/7/2024).
BD juga mengungkapkan bahwa uang sebesar Rp 8 juta miliknya masih dibawa oleh AG. Menurutnya, uang tersebut merupakan sisa dari Rp 20 juta yang diberikan keluarganya kepada AG melalui transfer bank.
“Biaya rehabilitasi saya di Ashefa itu ternyata hanya Rp 12 juta. Rp 5 juta digunakan untuk jatah makan saya di tempat rehab, Rp 7 juta disetorkan ke pengurus rehab. Sisa Rp 8 juta masih dibawa AG, karena waktu itu keluarga saya transfer uang Rp 20 juta ke rekening milik AG,” jelas BD.
Ketika ditanya apakah ia berani mempertanggungjawabkan pernyataannya terkait oknum konselor tersebut, BD menegaskan bahwa apa yang disampaikannya kepada wartawan adalah kenyataan.
“Saya berani mas, mempertanggung jawabkan ucapan saya, lah memang kenyataannya seperti itu kok,” tegasnya.
Sementara itu, Jimy, Kepala Pelaksana Tugas Rumah Rehabilitasi Ashefa Griya Pusaka, ketika dikonfirmasi terkait dugaan oknum konselornya yang mengajak pasien menggunakan sabu dan masih membawa uang sebesar Rp 8 juta milik BD, menyampaikan terima kasih atas informasi yang diberikan wartawan. Dia berjanji akan menelusuri informasi tersebut.
“Sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas informasi dari rekan wartawan. Saya akan coba telusuri informasi tersebut, dan jika memang terbukti ada oknum konselor yang mengajak pasien konsumsi sabu dan bermain-main, maka pasti akan kami pecat,” ujar Jimy, Selasa (23/7/2024).
Di tempat terpisah, AG, oknum konselor di Rumah Rehabilitasi Ashefa Griya Pusaka, ketika dikonfirmasi wartawan hanya memberikan jawaban singkat. Ia meminta agar wartawan tidak hanya menerima informasi sepihak.
“Jangan hanya sepihak mas,” ujar AG singkat ketika dihubungi melalui telepon, Selasa (23/7/2024).
Namun, ketika diminta untuk menjelaskan kronologi sebenarnya menurut versinya, AG tiba-tiba mematikan telepon dan memblokir nomor wartawan yang mencoba melakukan klarifikasi guna menjaga keberimbangan berita. [Tim]