DimensiNews.co.id, TURKI- Tiga imam dan lima muadzin ditunjuk otoritas keagamaan Turki untuk pelaksanaan shalat Jumat perdana di Masjid Hagia Sophia setelah 86 tahun difungsikan sebagai museum.
Kepala Direktorat Urusan Agama Turki (Diyanet), Ali Erbas mengatakan telah menunjuk Mehmet Boynukalin seorang profesor hukum Islam di Universitas Marmara Istanbul, beserta dua imam masjid Istanbul lainnya Ferruh Mustuer dan Bunyamin Topcuoglu untuk menjadi imam masjid Hagia Sophia, seperti dilansir dari NYT, Kamis (23/7).
Erbas juga menyebutkan ada lima muazin untuk masjid Hagia Sophia termasuk dua dari Masjid Biru Istanbul yang terkenal.
Pihak berwenang telah menetapkan area terpisah di luar Hagia Sophia untuk pria dan wanita yang ingin bergabung dengan shalat Jumat perdana di bangunan bersejarah itu.
Beberapa jalan menuju gedung telah di tutup. Pihak berwenang telah mengatakan bahwa sebanyak 17.000 personel keamanan akan disiagakan di sekitar masjid.
Presiden Recep Tayyip Erdogan dijadwalkan akan ikut bergabung bersama ratusan jamaah lainnya untuk melaksanakan Shalat Jumat perdana sejak Hagia Sophia diresmikan sebagai Masjid.
Sebelumnya, bangunan ini berfungsi sebagai gereja selama 916 tahun di bawah Kekaisaran Bizantium sampai penaklukan Istanbul oleh Kesultanan Ottoman, dan berubah menjadi masjid dari tahun 1453 hingga 1934 – hampir setengah milenium.
Pemerintah Turki juga telah mengundang sejumlah pemimpin negara-negara luar untuk menghadiri upacara pembukaan sebelum shalat Jumat. Di antara yang diundang, Presiden Azerbaijan dan Qatar dikabarkan akan hadir dalam shalat Jumat hari ini.
Dilansir dari AA, Pada 10 Juli 2020 pengadilan Turki membatalkan dekrit Kabinet 1934 yang mengubah Hagia Sophia menjadi museum, membuka jalan untuk digunakan kembali sebagai masjid setelah jeda selama lebih dari 80 tahun.
Direktorat Urusan Agama Turki kemudian menandatangani protokol kerja sama dengan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata untuk mengelola Hagia Sophia setelah dikonversi menjadi masjid pada 16 Juli.
Di bawah protokol, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata akan mengawasi pekerjaan restorasi dan konservasi, sementara Direktorat Urusan Agama akan mengawasi layanan keagamaan.
Situs ini akan terbuka untuk wisatawan domestik dan asing tanpa dipungut biaya.
(red)