Komisioner Komnas HAM: Pesta Pernikahan Puteri Jokowi Tidak Sejalan Dengan Revolusi Mental

  • Bagikan

DimensiNews.co.id — JAKARTA.

Baju seragam keluarga yang membuat cetar hingga ruang duduk di bandara yang dipersiapkan menyambut ribuan tamu mewarnai pernikahan putri Presiden Joko Widodo Kahiyang Ayu dengan Bobby Nasution.

Jokowi menilai acara pernikahan puterinya relatif sederhana. Bahkan tidak jauh berbeda dengan acara pernikahan yang diselengarakan di kota kelahirannya. Ia menjelaskan bahwa panitia, gedung acara hingga katering diambil dari pihak keluarga. Dia juga meminta agar tidak membanding-bandingkan hajatan yang digelar keluarganya dengan pihak lain.

Menurut Jokowi, acara pernikahan yang digelar tidak jauh berbeda dengan perhelatan yang diselenggarakan di daerahnya.

“Jadi jangan dibandingkan dengan yang lain-lain. Kita ini hajatannya di kampung, di daerah, jadi ya adanya seperti ini,” ujarnya di Gedung Graha Sabha Buana, Solo, Selasa (7/11).

BACA JUGA :   PAC Pemuda Pancasila Kecamatan Citangkil Gelar Vaksinasi Covid-19

Bagi sejumlah kalangan, resepsi tersebut tergolong mewah. Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai menilai acara pernikahan putri semata wayang Jokowi cenderung hedonis dan melupakan gagasan revolusi mental yang dilontarkan Jokowi sejak kampanye Pilpres 2014.

Pigai juga menilai Jokowi inkonsisten dengan peraturan yang dibuatnya sendiri. Saat pertama kali memimpin, pemerintahan Jokowi berpesan agar pejabat negara yang melaksanakan hajatan keluarganya tidak mengundang tamu hingga ribuan. Aturan itu tertuang dalam Surat Edaran 13/2014 tentang Gerakan Hidup Sederhana.

“Revolusi mental itu salah satunya menghapus gaya hipokrit, tetapi Jokowi sendiri menunjukkan pertentangan. Dalam situasi begini bisa dikatakan revolusi mental tidak jalan karena Jokowi,” bebernya.

Senada dengan Pigai, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah juga mengingatkan Jokowi tentang Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi saat dijabat Yuddy Chrisnandi, bahwa pejabat tingkat pusat dan daerah dilarang menggelar pesta berlebihan mulai 1 Januari 2015.

BACA JUGA :   Lukas Enembe Ditangkap KPK, Polri Minta Masyarakat Jaga Papua Tetap Kondusif

Menurutnya, dalam perhelatan kali ini Jokowi seakan lupa dengan konsep revolusi mental. Dulu, pejabat tidak boleh mengundang lebih dari 400 orang. Fahri menyarankan agar pernikahan putri Jokowi digelar sederhana seperti imbauan yang pernah digaungkan pemerintah.

“Ada katanya dulu revolusi mental, bikin pesta kecil-kecilan saja. Kalau sekarang itu kayak lebih gitu loh,” kata Fahri.

(rmol)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

error: Content is protected !!
Verified by MonsterInsights