DimensiNews.co.id – KABUPATEN INDRAMAYU.
Anggota komisi VII DPR RI Herman Khaeron pada Senin (08/01/2018) melakukan kunjungan kerja ke Desa Sukaperna terkait permasalahan semburan gas yang menimpa desa tersebut. Selain Herman Khaeron hadir pula Presiden Relation Pertamina, Direktur Utama Pertamina EP, Deputi Operasi SKK MIGAS dan Dirjen Pengendalian Lingkungan.
Dalam agenda kunjungan kerja itu, Herman Khaeron meninjau lokasi semburan serta mendengarkan aspirasi masyarakat untuk mencari solusi yang tepat dalam permasalahan dihadapi masyarakat sukaperna tersebut.
Setelah melihat secara langsung semburan gas itu, Herman menyatakan bahwa semburan gas desa Sukaperna dalam kondisi darurat. “Saya baru melihat semburan gas yang berjejer saja sudah berfikir warga disini pasti mengalami sesak nafas. Ada 195 titik semburan gas, ini tidak main-main, kalau titik semburannya hanya satu atau dua kita masih bisa tolerir,” ujarnya.
Lanjut Herman, “statusnya darurat, harus ada kekhususan dan penanggulangannya jangan dibebankan ke masyarakat, pemerintah pusat maupun pemerintah daerah harus mengambil langkah inisiatif,” jelasnya.
Selain Pemerintah, Herman juga mendorong Pertamina agar berada di posisi paling depan dalam menuntaskan persoalan ini. “Pertamina harus yang didepan dalam menuntaskan masalah ini di samping pemerintah pusat dan daerah yang juga harus ikut turun tangan, terutama Pertamina harus secepatnya mendirikan posko,” katanya.
Sama atau tidak sama, kata Herman, kandungan gas yang menyembur di pemukiman warga dengan kandungan gas yang diambil oleh Pertamina semestinya harus segera dikendalikan sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan.
(BACA JUGA: Miris! Akibat Semburan Gas, Warga Sukaperna Hidup Dalam Keresahan)
“Saya dulu waktu di perusahaan minyak saat melakukan seismik dan seketikka ada semburan, saya tangani dengan serius karena tak jarang seismik menimbulkan semburan seperti itu, Boleh jadi penyebabnya karena dulu ada seismik, disini kan seismik semua kena memang ngebor dimana saja bisa, miring pun bisa. Tidak ada hubungan gas ini dengan Pertamina tetapi pasti ada dampaknya,” ujar anggota DPR RI ini.
Herman juga memahami betul apa yang dirasakan oleh warga desa Sukaperna dan menganggap bahwa tidak ada kenyamanan hidup disana. “Kalau saya menjadi orang sini dan tinggal disini akan merasa resah dan terancam, tidak ada hal yang membuat nyaman hidupnya,” ungkap Herman.
Ia mengatakan bahwa, warga desa Sukaperna seperti berada dalam lingkaran gas yang dapat membahayakan. “Masyarakat seperti sudah dilingkari oleh gas liar yang suatu waktu bisa membahayakan jika tidak ada pengetahuan yang cukup. Dan secara psikologis menjadi ketakutan bagi masyarakat jika tidak ada solusi yang betul-betul bisa memberikan kepastian dan jaminan keamanan,” katanya.
Herman mengatakan, “dengan diadakannya kunjungan kerja ini kita bisa mendapat informasi yang sejelas-jelasnya langsung dari masyarakat sehingga pengambil kebijakan dapat langsung memberi keputusan apa yang tepat untuk dilakukan disini. Dan harus sesegera mungkin karena masyarakat tidak bisa dibiarkan dengan gas karena kekhawatiran ini harus diyakinkan betul secara scincetific apakah secara jangka panjang membahayakan, jangka menengah dan pendek bagaimana harus ada solusi,” harapnya.
Katanya pula, solusi tersebut harus melalui kajian yang komprehensif serta harus ada tindakan nyata, paling tidak dari Pertamina untuk memberikan rasa aman dulu kepada masyarakat. (Ef)