DimensiNews.co.id KEPULAUAN NIAS-Perawat atau Bidan adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kewenangan untuk memberikan asuhan keperawatan pada orang lain berdasarkan ilmu dan kiat yang dimilikinya dalam batas-batas kewenangan yang dimiliki.
Meski tidak sedikit yang mengatakan kalau perawat atau Bidan biasanya judes ternyata kebanyakan orang menilai profesi Bidan adalah pekerjaan mulia. Sebuah pekerjaan yang mengedepankan sikap lemah lembut, baik hati, penolong dan sifat baik lainnya.
Resiko bekerja sebagai perawat atau bidan adalah nyawa. Perawat itu bekerja dengan makhluk hidup bukan hanya kertas dan komputer. Makhluk hidup yang akan dengan mudah protes, marah bahkan sampai menuntut di depan hukum kalau ada kesalahan yang dilakukan padanya. Hal itu tidak hanya terjadi di rumah sakit besar saja, di klinik kecil juga sama.
sama halnya yang sedang dialami seorang Bidan Sri Ayu Anggraini, AM, Keb. Desa Tetehosi, Kecamatan Idanogawo, Kabupaten Nias, Provinsi Sumatera Utara yang saat ini sedang menjalankan tugas prateknya di wilayah Kecamatan Idanogawo yang saat ini merasakan difitnah dan sampai dilaporkan kepihak hukum.
Hal ini berawal, salah seorang perempuan datang ketokoh obat Manalu tempat kediaman Sri Ayu Anggraini yang beralamat di Desa Tetehosi, Kecamatan Idanogawo yang mengaku-ngaku pasiennya.
Begitu terkejutnya dan trauma Bidan Ayu yang begitu tiba-tiba diprotes dan diminta pertanggung jawaban atas penyakit yang di derita oleh salah satu perempuan yang menderita penyakit bisulan atau pembengkakan dibagian pantak AW.
Bidan Ayu menyampaikan kepada media Dimensi News pada Jumat (24/08/2018) di Tokoh Obat Manalu. Bahwa kejadian itu tak diduganya datang secara tiba-tiba dan dilibatkan dirinya dalam penyakit yang diderita salah seorang perempuan AW yang mengaku-ngaku penyakitnya itu terjadi karena diduga hasil suntikan dari Bidan Ayu.
Keluarga AW datang mengunjungin Bidan Ayu memprotes dan meminta pertanggujawaban hingga Bidan Ayu dilaporkan kepihak hukum dan sehingga AW datang di RSUD Gunungsitoli untuk melakukan operasi.
“Ketika keluarga AW datang dan memprotes saya dan minta uang dalam alasan untuk biaya berobat AW. Saat saya diprotes, saya meminta kepada mereka agar AW itu datang dan bertemu denganku untuk memastikan itu pasien saya atau bukan. Begitu juga memastikan pembengkakan itu dipantaknya apa hasil suntikan atau bukan. Namun, AW langsung melaporkan saya dan ia melakukan operasi pada dirinya di RSUD Gunungsitoli,” terang bidan Ayu.
Berdasarkan kejadian itu, bidan Ayu merasa sedih karena merasa difitnah hingga dicaci maki dan dihina baik melalui media sosial dan kalangan masyarakat.
Dalam kesedihanyapun ia datang kerumah sakit umum Gunungsitoli untuk melihat AW yang sedang menjalankan operasi. Namun, ketika ia bertemu merasa kaget bahwa pasien itu bukan pasienya.
Sehingga Bidan Ayu merasa keberatan dengan di tuding dirinya pada panyakit yang diderita AW begitu juga ia keberatan saat dituding dirinya tidak memiliki izin partek.
“Saya merasa keberatan dengan di tuding tidak memiliki izin pratek sedangkan saya memiliki izin pratek dan izin tokoh obat. Begitu juga AW itu bukan pasien saya dan saya sendiri telah melihat langsung ke RSUD Gunungsitoli, jika seandainya itu pasien saya maka saya yang bertanggung jawab,” terang Ayu.
Walaupun Bidan Ayu sedang mengalami masalah ia pun tetap menjalankan tugas sesuai sumpah janji seorang bidan, ia tersenyum, ramah, melayani dan menolong pasien yang membutuhkan pertolongan. Ia tidak menjadikan penghalang semangatnya melayani masyarakat sesuai tugas dan fungsi seorang bidan.
Walaupun saat itu hatinya sedang sedih atau bermasalah. Ketika ada anggota keluarga yang sakit dan tidak bisa merawatnya malah merawat orang lain. Ketika pasien atau keluarganya bersikap tidak ramah padanya, tetap saja ia harus tersenyum dan ramah pada pasien tersebut sampai kapanpun.
“Saya tetap semamgat melayani masyarakat, walaupun saat ini saya dicaci maki difitnah dan dihina. Saya tetap obtimis karena pihak hukumlah yang menentukan kebenaranya,” tutur Ayu.
Laporan Reporter : Deserman Lase
Editor . : Red DN