SUKOHARJO – Orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 jangan dikucilkan, tetapi diberi perhatian dan semangat. Itulah pesan dari Sigit Nugroho kepada semua orang ketika berdiskusi tentang Covid-19.
Sigit Nugroho yang berprofesi sebagai sopir ambulans Rumah Sakit Nirmala Suri Sukoharjo menjadikan Ia untuk selalu menerapkan protokol kesehatan secara ketat khususnya selama bekerja. Pengalaman isolasi mandiri yang pernah dijalaninya digunakan sebagai penyemangat rekan kerja lainnya.
Bulan September tahun 2020 menjadi bulan yang akan selalu diingat olehnya. Pria yang akrab disapa Sigit tersebut harus menjalani uji swab selama dua hari yang dilanjutkan isolasi mandiri selama 10 hari meskipun akhirnya hasil swab dinyatakan negatif Covid-19. Hal tersebut dijalani karena rekan satu unit Sigit terkonfirmasi positif Covid-19.
Selama menjalani isolasi mandiri, Sigit harus menjauh dari anggota keluarga lainnya meskipun satu rumah. Namun demikian dukungan keluarga lainnya sangat berarti baginya. Isterinya selalu menyuplai kebutuhan Sigit setiap hari khususnya makanan bergizi dan vitamin.
“Selama isolasi mandiri, hampir setiap hari dibuatkan sayur brokoli dan wortel oleh isteri saya. Selain itu saya juga mengkonsumsi susu kambing untuk meningkatkan imun tubuh,” terang Sigit kepada DimensiNews pada Minggu (27/12/2020) malam.
Kemudian, masih kata Sigit, selama isolasi mandiri Ia tidak mendengarkan berita Covid dan selalu berusaha untuk bergembira serta berdoa, berdzikir memohon pertolongan kepada Allah.
“Dengan bergembira imun kita akan meningkat. Kalau berdoa ya itu wajib karena hanya Allah yang bisa memberi pertolongan,” pungkasnya.
Pengalamannya selama isolasi mandiri membuat Sigit bersama rekan kerjanya berinisiatif untuk membuat sebuah group perbincangan di whatsapp yang digunakan memberi semangat rekan tenaga kesehatan yang harus menjalani perawatan atau isolasi mandiri karena terkonfirmasi Covid-19.
“Hiburan orang yang harus isolasi mandiri hanyalah handphone. Maka melalui alat tersebut kita gunakan untuk memberi semangat,” kata pria beranak satu tersebut.
Menurut Sigit, dengan diberi semangat setiap hari, orang yang isolasi mandiri akan merasa diperhatikan dan bisa meningkatkan imun tubuh sehingga akan terjaga kesehatannya.
Sigit sendiri setiap hari di sela-sela kegiatan rutin sebagai sopir ambulan selalu memberi semangat rekan kerja yang lain, kecuali ketika sedang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) tingkat 2 dan 3. APD sendiri ada tiga tingkat tergantung dari pasien yang diantar oleh Sigit.
“Tingkatan APD paling tinggi adalah tingkat 3, karena harus memakai hazmat lengkap, sepatu boots, masker khusus, kacamata, sarung tangan. Sepatu boots yang dipakai berbeda dengan sepatu umumnya karena di dalamnya terdapat kaos kaki khusus sebagai pelindung,” jelas Sigit.
Lebih lanjut Sigit mengungkapkan bahwa ketika mengenakan APD tingkat 3, Ia pernah drop karena sangat panas, tidak makan, tidak minum. Untuk sholatpun tetap mengenakan APD tersebut.
Semua APD tersebut harus disiapkan Sigit dari rumah. Setiapa berangkat bekerja, sedikitnya 3 sampai 4 baju Ia bawa yang terdiri dari pakaian biasa dan pakaian dinas.
Ketika pulang ke rumah, Sigit langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan merendam pakaian yang dikenakan dengan detergen.
“Khusus pakaian dinas saya sendirikan mencucinya. Ketika selesai dipakai, pakaian dinas langsung dimasukkan ke kantong plastik khusus, kemudian ketika dicuci direndam dahulu sekitar 1 jam dengan detergen,” ungkap pria yang berdomisili di Wotgaleh RT 3 RW 9 Sukoharjo tersebut.
Sigit sendiri sangat bersyukur masyarakat di lingkungan rumahnya tidak merasa takut dengan profesi yang dijalaninya. Hal itu dikarenakan banyak tetangganya yang juga berprofesi sebagai tenaga kesehatan.
“Dulu setelah isolasi mandiri beberapa orang memang agak berbeda sikapnya, namun sekarang biasa lagi,” imbuhnya.
Sigit sempat merasa ada sanksi sosial waktu itu, namun karena masyarakat semakin paham informasi terkait Covid 19 maka keluarganya dan masyarakat tidak khawatir.
“Saya berharap pandemi ini segera berakhir karena sangat berat bagi tenaga kesehatan yang bertugas di benteng terakhir. Saya juga minta masyarakat untuk berhati-hati dan memperkuat 3M untuk kebaikan dan kesehatan bersama,” pesan Sigit Nugroho.