SAROLANGUN – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Lintas OKP Sarolangun melakukan aksi demontrasi di Jalan Lintas Sumatera, tepatnya di Persimpangan Pelayang Jalan Lintas Sarolangun, Selasa (06/04/2021).
Massa menuntut pemerintah daerah dan aparat kepolisian segera melakukan penertiban aktivitas penambang emas tanpa izin (PETI) menggunakan alat berat jenis eskavator yang sampai saat ini masih beroperasi, merambah hutan di wilayah hulu Sungai Limun dan hulu Sungai Batang Asai.
Aliansi Lintas OKP Sarolangun ini terdiri dari Himpunan Mashasiswa Islam (HMI) Sarolangun, PMII Sarolangun, Karang Taruna Kabupaten Sarolangun dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sarolangun
Koordinator Lapangan (Korlap) Aliansi Lintas OKP Sarolangun Padhil Khusairi mengatakan, persoalan aktifitas PETI di Sarolangun tak kunjung selesai dan terus merusak alam. Dia mendesak aparat penegak hukum segera mengeluarkan alat berat dan menegakkan hukum bagi aktor pelaku PETI.
“Kita minta penegak hukum mengeluarkan puluhan ekskavator yang beraktifitas di hulu sungai tanpa perlu bersikap humanis,” sebutnya.
Padhil mengatakan aksi demonstrasi yang dilakukan belum begitu sukses, karena rencana massa memblokade jalan lintas sumatera tidak tercapai
“Aksi kami ini tidak sukses atau terintimidasi karena dihalang-halangi oleh aparat maupun pemerintah,” ujar Padhil.
Padhil mengatakan pihaknya memberikan pernyataan sikap kepada pemerintah dan pihak kepolisian. Dan Aliansi Lintas OKP ini masih menunggu bagaimana reaksi dan sikap pemerintah terhadap tuntutan massa aksi.
“Jika pernyataan sikap kami ini tidak ada keputusan maka kita di kemudian hari akan melakukan aksi dengan massa yang lebih banyak lagi,” ungkapnya.
“Kita tegaskan dengan permintaan apapun keputusan hari ini, untuk alat berat Penambang Emas Tanpa Izin (PETI) yang masih beroperasi merambah hutan di wilayah hulu Sungai Limun dan hulu Sungai Batang Asai, agar segera keluar dan tidak beroperasi terlebih dahulu menjelang kita bahas dengan kesepakatan bersama,” tandasnya. (Sanu)