TULUNGAGUNG – Terlihat tumpukan sampah yang menggunung di bantaran sungai Brantas yang terletak di Desa/Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung, sehingga pastinya hal tersebut bisa mengakibatkan pencemaran sungai. Mirisnya lagi, kondisi tersebut sudah berlangsung sejak puluhan tahun silam.
Abdullah selaku Kepala Desa Ngunut saat ditemui di ruangan kerjanya menerangkan, bahwa keberadaan sampah yang berada di bantaran sungai Brantas tersebut, merupakan inisiatif dari masyarakat dan Pemdes, sebagai upaya pencegahan dan pengamanan tanah masyarakat agar tidak terkena abrasi ketika datang musim penghujan, Rabu (16/06/2021).
“Iya emang benar ada pembuangan sampah sementara dan itu kan sudah ada sekitar 20 tahun lalu. Kalau hujan itu air sungai meluap mengkikis bantaran sungai. Jadi dengan ini merupakan cara mengamankan tanah agar tidak abarasi,” jelasnya.
Lebih lanjut Abdullah menuturkan, bahwa karena kondisi abrasi sudah terlalu sering terjadi dan kondisi kedalamannya sudah terlalu dalam, dia mengklaim bahwa pencegahan abrasi dengan menggunakan pohon tidak efektif, sehingga pihaknya maupun Pemdes memilih menggunakan sampah untuk mencegah abrasi.
“Sudah terlalu dalam kira-kira 15 meter, kalau menggunakan pohon tidak bisa. Jadi, digunakan sampah untuk cegah abrasi sambil menunggu tindaklanjut dari Pemkab. Kalau ada anggaran untuk membangun plesengan barangkali itu bisa jadi solusi,” pungkasnya.
Lanjut Abdullah menegaskan, bahwa pihaknya akan melakukan koordinasi kembali untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
“Supaya secepatnya ada solusi, kami akan lakukan koordinasi lagi ke pihak – pihak maupun Dinas terkait ,” tegasnya.
Untuk wacana kedepan Pemdes membuat konsep program yang bertema Pengembangan desa tematik (Iconik) melalui economic branding yaitu untuk pengolahan sampah, mulai dari pemilahan atau pemanfaatan daur ulang mana yang bisa dimanfaatkan kembali, dan dalam waktu dekat akan kita paparkan program tersebut ke DPMD Provinsi karena pastinya membutuhkan anggaran yang begitu besar, tutupnya.*(Cristian)