DimensiNews.co.id – HALMAHERA TENGAH.
Kepala Sekolah Dasar (SD) Inpres Sakam Kecamatan Patani Timur, Kabupaten Halmaherah Tengah (Halteng), Maluku Utara, Sahril Taher belakangan ini diinformasikan jarang absen disekolahnya. Untuk itu, dua awak media online pada Senin (20/11/2017) kemarin, mengunjungi sekolah tersebut guna mencari informasi akan kebenaran tersebut melalui sejumlah guru sekolah setempat. Ternyata sampai di sekolah ada beberapa oknum guru yang masih membela pimpinannya, meskipun kami juga mendapat informasi dari orang tua siswa tentang malas berkantornya Kepala Sekolah SD Inpres Sakam, Sahril Taher.
Sampai di sekolah, ternyata empat guru honorer dan lima guru PNS nya memberikan pengakuan bahwa sejauh ini pimpinan sekolah ini jarang berkantor. Meski demikian ada beberapa guru honor sangat takut berkomentar, karena takut diberhentikan oleh Kepsek sehingga mengklarifikasi pengakuannya dalam sebulan hanya absen seminggu.
Baca juga: Dikeluhkan Orang Tua Siswa, Dua Oknum Kepsek Sakam Bakal Dipanggil Dinas
Pada kesempatan itu juga, Bendahara sekolah Faisal Abdullah kepada awak media mengaku 7 mata pelajaran dipegang satu orang guru kelas dan itu tidak benar.
“Kalau guru kelas di wajibkan memegang 7 mata pelajaran,” katanya.
Faisal juga mengaku dalam sebulan hanya seminggu Kepsek berada di sekolah ini, tiga minggunya sudah diluar karena masih ada yang perlu dilengkapi.
Ketika sejumlah guru dikonfirmasi tentang fungsi dan berapa besar anggaran dana BOS disekolah itu, mereka mengatakan kami tidak tahu.
Tentunya, hal ini menjadi catatan akan transparan terkait dengan pengelolaan dana bos yang dilakukan oleh Kepsek SD Inpres Sakam. Buktinya sejumlah guru disekolah setempat tidak mengetahui berapa besar anggaran dana bos tersebut.
Namun hal itu dibantah oleh Kepala Sekolah Dasar Inpres Sakam Sahril Taher ketika dikonfirmasi Kamis (23/11/2017) dikediamannya di desa Nurweda, Kecamatan Weda, dirinya mengaku telah membuat kesepakatan bersama sejumlah guru sekaligus memberikan tanggung jawabnya kepada Abdullah Daud yang juga sebagai wakil kepala sekolah.
“Menyangkut dengan urusan sekolah bahkan pangkat dan golongan sejumlah guru itu, saya harus keluar untuk mengurusnya bahkan sampai keperluan sekolah, dan itu sudah dilakukan kesepakatan bersama guru,” katanya.
Lanjutnya, jika ada komplain dan penilaian orang tua siswa terkait dengan saya tidak menjalankan tugas, itu keliru karena saya telah melakukan kesepakatan bersama guru,” akunya. (Ode)