Ikut Sekolah Lapang, Kelompok Tani di Kab. Madiun Optimis Mulai Tanam Tembakau Tahun 2022

  • Bagikan

MADIUN – Sedikitnya 25 orang antusias mengikuti kegiatan penyuluhan pertanian dalam program Sekolah Lapang (SL) bertempat di kediaman Kadar yang juga sebagai Ketua SL Desa Warurejo, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.

Turut hadir dalam kegiatan itu yakni Muhson dari tim penyuluh pertanian lapangan (PPL) Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun. Selain itu, juga Ratno yang merupakan Wakil Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) wilayah Kabupaten Madiun.

Kegiatan tersebut bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun, sedangkan sumber anggaran dari Dana Bagi Hasil, Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) Tahun 2021. Meskipun kegiatan ini dilaksanakan dimasa pandemi, namun secara bersama-sama mereka tetap mematuhi protokol kesehatan (Prokes) Covid-19.

Dilaporkan ke-25 warga Desa Warurejo dari SL Kelompok Tani Sejati ini sangat optimis yakni tahun 2022 mendatang, mereka akan memulai menanam tanaman tembakau dilahan-lahan produktif miliknya.

Muhson dari tim PPL Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun saat membuka kegiatan penyuluhan pertanian ini menyampaikan rasa optimis bahwa warga binaannya yang tergabung SL akan melakukan perubahan ekonomi keluarganya yang lebih menjanjikan.

Artinya disaat cuaca seperti saat ini, serta dapat menyesuaikan lahan di Desa Warurejo untuk tanaman polowija atau padi dirasa kurang menghasilkan”. Bahkan kalau dihitung lebih rinci antara pengeluaran biaya tanam, perawatan hingga panen? Maka hasil yang diperoleh, ini tidak sebanding dari biaya yang sudah dikeluarkan dari awal pengolahan lahan.

Maka dari itu, mereka berharap tahun 2022 nanti sudah bisa memulai tanam tembakau dilahan-lahan miliknya’ baik bibit tembakau lokal maupun jenis perancak 95. Untuk itulah, telah diadakan kegiatan penyuluhan pertanian khusus tembakau kepada Kelompok Tani Sejati dari SL yang sudah berjalan. Sedangkan materi teknisnya akan disampaikan oleh narasumber dari APTI Kabupten Madiun yaitu terkait pengolahan lahan dan pengairan maupun penyiraman.

BACA JUGA :   DLH Sebut PH Limbah PT LSP Masih Normal

“Alih tanam yang dilakukan kelompok tani ini, selain menyesuaikan cuaca juga dikarenakan lahan persawahan di desanya sedang dilanda hama tikus. Karena kalau hama tikus, tidak akan menjadi halangan dari mulai tanam hingga panen daun tembakau. Kalau tikus kan, tidak doyan (suka) tembakau,” ujarnya, Rabu 13 Oktober 2021.

Wakil Ketua APTI wilayah Kabupaten Madiun’ Ratno menjabarkan kepada peserta kegiatan penyuluhan pertanian program SL yakni memang dengan menanam tembakau kedepan prospeknya sangat bagus. Istilahnya dapat menjanjikan keuntungan ekonomis tinggi, jika dihitung secara rinci antara tanam tembakau dengan tanam polowija atau padi hingga panen?

Tentu dengan adanya hama tikus melanda di area persawahan mereka, kemungkinan juga bisa menjadi salah satu solusi alternatif untuk usaha dibidang tanaman tembakau. Sebab, selama ini’ tikus tidak menyukai atau doyan tembakau maupun tanamannya yang masih tumbuh subur di sawah atau kebun petani

Untuk itu sebelum menanam tembakau, maka perlu dilakukan sosialisasi tentang pengolahan lahan/sawah dan pengairan maupun penyiraman hingga usia panen. Sedangkan teknis-teknis yang disampaikan, dapat disesuaikan dengan situasi dilingkungannya masing-masing. “Jadi, jika kita laterlek, tidak bisa. Karena situasi ataupun struktur tanahnya, kan berbeda-beda. Makanya disesuaikan saja dengan keadaan masing-masing daerahnya,” jelasnya.

Menurutnya jika para petani tembakau menginginkan cara tanam yang berkualitas dan berkuantitas, tentu biayanya juga sangat besar bahkan membutuhkan waktu relatif lama. Pahalal tembakau untuk daerah Madiun yakni dengan brand karang jati, pasar itu dibulan 9 atau pada September/panen. Di bulan september inilah, di usahakan harus selesai panen tembakau. Karena ketika panennya mundur atau satu minggu di bulan Oktober, maka harga daun tembakau rajang yang sudah kering juga mulai turun.

Namun jika dinilai keutungannya, tembakau itu tergantung alam’ yakni ketika ada hujan’ ya allohualam..karena alam yang menetukan. Karena mutunya turun sekaligus, dari sisi harga di pasaran pun ikut turun, juga termasuk produksinya. “Jadi, ketiga-tiganya ini mengalami penurunan yang signifikan. Sebab, kadar air yang terlalu tinggi,” ungkapnya.

BACA JUGA :   Polres Sarolangun Kerahkan 208 Personil Amankan Pilkades Serentak di 53 Desa

Ratno melanjutkan apabila tembakau berkualitas baik, yakni sesuai kebutuhan pabrik. Karena didukung cuaca yang bagus, maka hasilnya pun jika di rupiahkan juga banyak.  Misalnya seluas 1 hekter saja, jika bicara petani berdasi”. Tentunya dapat keuntungan antara Rp15-20 juta dari modal perawatan. Realita hasil ini, jika dibandingkan dengan tanaman lainnya seperti polowija ataupun padi.

Sebagai dasar hitungan saja, saat ini harga padi di tingkat tengkulak berapa? Misalkan dengan produksi 8 ton padi saja, apakah sekarang mampu? Rata-rata kalau untuk sekarang ini, produksi padi hanya kisaran 7 ton. Sebanyak 7 ton gabah/padi ini, jika di kali senilai Rp4500/kg berapa? Tentu totalnya hanya Rp31 juta an lebih.

“Tapi kalau tembakau kering dengan harga senilai Rp30-35 ribu atau Rp30 ribu saja/kg dengan produksi sekitar 2 ton, sudah ketemu total sebesar Rp60 juta. Kalau secara hitung-hitungan, tentu masih untung usaha tanam tembakau,” paparnya.

Ia menghimbau kepada kelompok tani baik yang pemula maupun yang sudah lama mengelola tanaman tembakau, sebaiknya menanam dengan pola menghitung kalender. Bila menginginkan tanaman tembakau yang nanti produksinya bagus dan harganya juga tinggi? Maka tanamlah tembakau di bulan 6 atau Juni, karena pasar di karang jati’ ini harga yang paling bagus di bulan 9 atau september.

Sebab, pasar atau pabrikan saat ini’ yang diburu adalah tembakau lokal. Karena tembakau jenis ini, diyakini mengandung nikotin dan tar tinggi. Namun kalau di daerah Madiun, hanya 2 jenis tembakau yakni dari bibit tembakau lokal dan perancak 95. Tapi interval atau jarak waktu yang sangat mepet inilah, sehingga mengejar waktu dibulan 9 atau september harus tuntas dipanen. Tembakau jenis perancak 95 ini dengan tanam 2 bulan dapat dipanen, karena waktu yang dibutuhkan sudah cukup.

BACA JUGA :   PJ Bupati Bachril Bakri Serahkan SK PPPK Nakes Formasi Tahun 2022

Sedangkan perancak 95 itu, semi orental. Maksudnya semi orental ini, adalah jenis tembakau yang nikotinnya rendah. Nikotin rendah ini, biasa digunakan sebagai bahan pokok untuk rokok mild. Misalkan ada waktu longgar, tetap disarankan untuk tanam tembakau jenis lokal saja. Karena tembakau lokal ini mulai dari tanam, baru bisa dipanen dengan waktu 3 bulan.

“Sehingga tembakau lokal ini, hanya membutuhkan waktu 4 bulan sampai selesai. Tapi kalau tembakau jenis perancak 95, membutuhkan waktu ketika bisa dipanen yaitu umur 2 bulan. Sedangkan 3 bulan, harus sudah selesai. Jadi, ada selisih waktu 1 bulan,” tegasnya.

Ia menambahkan untuk daerah Madiun sendiri dalam tahun 2021 ini, terdapat penurunan produksi tembakau yang sangat drastis. Hal itu disebabkan adanya faktor cuaca yang tidak stabil, misalkan ketika mulai tanam tembakau ini bersamaan datangnya musim penghujan. Sehingga usai diguyur hujan, terdapat genangan air di lahan hingga 10 hari kedepan.

Contohnya produksi tembakau tahun 2012 hingga 2017, di wilayah Madiun begitu besar. Tahun 2012 lalu, terdapat hasil produksi dari sekitar 600 hektar tanaman tembakau terbentang dan tersebar dibeberapa lokasi. Namun tahun 2021 ini, masih tersisa sekitar 100 hektar tembakau milik petani yang minat tanam.

“Penurunan drastis soal produksi tembakau di Kabupaten Madiun, ini akibat dari petani itu sendiri yaitu terdata kembali alih dari tanam tembakau ke tanaman lainnya. Selain itu, juga adanya pemutusan kemitraan dengan sadana”. Berikutnya, akibat cuaca tidak mendukung saat petani meleset” dalam hitungan sistem kalender untuk tanam tembakau,” urai Ratno, lagi.*(Adv/ajun)

Keterangan Foto : Terlihat kelompok tani dari Sekolah Lapang (SL) saat mengikuti kegiatan penyuluhan pertanian sebagai modal perencanaan tanam tembakau tahun 2022 nanti. Kegiatan itu dibiayai oleh DBHCHT Tahun Anggaran 2021.dimensinews/ajun

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Verified by MonsterInsights