Struktur Tanah Desa Purworejo-Kec. Pilangkenceng, Sangat Cocok Untuk Tanaman Tembakau Lokal

  • Bagikan

MADIUN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madiun melalui Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun melanjutkan kegiatan penyuluhan pertanian Sekolah Lapang (SL) bertenpat di GOR Desa Purworejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.

Melanjutkan kegiatan ini yakni melibatkan sebanyak 25 orang atau warga Desa Purworejo dalam program SL. Dalam kegiatan ini menghadirkan dua narasumber yakni Suryadi dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Pilangkenceng Wilayah Binaan (WIBI) Desa Purworejo.

Selain itu, Sojo dari Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) wilayah Kabupaten Ngawi. Kegiatan ini dibiayai dari anggaran Dana Bagi Hasil, Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) Tahun 2021 Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun. Meski kegiatan ini baru bisa  dilaksanakan dalam situasi Kabupaten Madiun tren level 3 atau masa pandemi, namun mereka tetap menerapkan protokol kesehatan (Prokes) Covid-19 secara ketat.

Setiap peserta SL serta narasumber yang hadir dalam kegiatan itu, wajib mematuhi Prokes Covid-19 dengan melaksanakan 3M yakni Memakai masker, Mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir dan Menjaga jarak. Maka dari itu, sistem tempat duduknya para peserta program SL ini juga diatur jaraknya agar terpenuhi disiplin Prokes Covid-19.

Ketua Kelompok Tani Siswo Sejati Desa Purworejo yakni Purwanto mengaku pihaknya sangat menyambut baik dengan ada program SL yang diperuntukan bagi petani tembakau di desanya. Karena sebelum ada program SL ini, hanya sekitar 5 orang petani yang bertahan menanam tembaku jenis perancak 95. Namun kendala utama yang sampai saat ini di hawatirkan, adalah cuaca hujan yang tidak menentu. Karena jika terdapat hujan, otomatis tanaman tembakau yang awalnya tumbuh subur dilahan miliknya lambat laun akan layu bahkan mati.

Untuk itu dengan adanya penyuluan pertanian program SL ini, pihaknya sangat menyambut baik. Bahkan para peserta SL dari Kelompok Tani Siswo Sejati ini sangat antusiasme dengan harapan bisa mengikuti hingga selesai.

“Jadi permintaan para peserta SL, setelah selesai kegiatan ini bisa ditindaklanjuti lagi pada kelompok tani tembakau. Tujuannya program SL ini, diharapankan bisa diterapkan yaitu mulai dari pengolahan lahan, perawatan tanaman hingga panen tembakau,” ujarnya, Jum’at 15 Oktober 2021.

BACA JUGA :   Ketua MUI KH.Komarudin Tutup Usia,Bupati Sukabumi Turut Berduka

Menurutnya selama ini, penanaman tembakau dari tahun-tahun sebelumnya yang pernah dikerjakan hasilnya kurang memuaskan sehingga mempengarui harga jual ditingkat pasar. Karena ia bersama 5 orang temannya ini sangat menyadari, hal itu diakibatkan minimnya pengetahuan soal petani tanaman tembakau.

Tapi apapun hasilnya, itu sudah terjadi. Namun ia bersama petani tembakau lainnya tetap bersyukur. Karena saat itu, sudah mampu menanam sekitar 5 haktar tembakau dilahan-lahan produktif yang ada di Desa Purworejo.

Tapi karena saat itu’ situasi hujan, jadi hampir 4 hektar ludes atau gagal panen tembakau. Sebab lahan yang diatasnya masih berdiri tanaman tembakau, tidak bisa diteruskan karena daunnya layu bahkan banyak yang mati. Karena melihat lahan bagaikan tidak bermanfaat, maka segera diolah lagi hingga ditanami padi.

“Dari sekitar hektar itu, hanya tersisa tanaman tembakau yang masih tumbuh dilahan dataran tinggi. Itupun, tanaman tidak bisa tumbuh dengan normal. Jadi kendala utama tanaman tembakau ini, adalah air berlebihan akibat cuaca hujan tidak menentu,” jelasnya.

Ia menambahkan dengan cuaca tidak menentu, untuk produksi saat ini hanya 11 kuintal saja rasanya berat bahkan tidak akan mampu. Karena kualitas daun tembakau juga dapat berpengaruh pada harga di pasaran. “Sekarang ini harga pun belum stabil, ditingkat pasar masih bertahan antara Rp20-30 ribu/kg tembakau rajang yang sudah kering,” kata Purwanto.

Suryadi, seorang narasumber dari BPP Kecamatan Pilangkenceng WIBI Desa Purworejo mengungkapkan SL yang dibiayai dari DBHCHT ini merupakan progarm pemerintah yang  diperuntukan kelompok tani khusus petani tembakau. Sedangkan SL itu sendiri, fungsinya untuk mengedukasi para petani khususnya petani tembkau. Terutamanya bagaimana agar bisa orentasi tanaman tembakau dengan baik.

BACA JUGA :   PJTKI Diduga Gagal Memberangkatkan, CTKI Tak Kunjung Dipulangkan

Orentasi ini dimaksudkan agar kelayakan maupun kualitas tanam tembakau baik, tentu  sesuai harapan pasaran diluar. Karena tembakau itu, ternyata peluangnya besar sekali. Dalam artian bahwa cukainya besar dapat membantu pemerintah, kelompok tani khusus petani tembakau dan juga pemerintah desa. Maka dari itu, petani harus bisa pergeseran tanaman. Karena kalau petani hanya muter tanaman padi saja, tentu tembakaunya tidak bisa sukses di kelompok petani itu sendiri.

“Pergeseran tanaman dalam artian, adalah suatu misal kita dapat menarik tanaman padi bisa maju. Tapi otomatis yang kedua pergesaran tanaman itu, bisa kearah palawija atau kacang ijo, kedelai maupun sayur mayur,” tandasnya.

Dengan harapan, lanjut dia, tanaman tembakau tersebut, bisa dipanen dengan hasil yang bagus dimusim berikutnya. Karena tanaman tembakau pada dasarnya, itu bulan Juni awal bibit tembakau harus tertanam. Karena nanti panen tembakau, bisa di musim-musim panas baik itu pada waktu pengambilan daun, perajangan daun maupun proses penjemuran daun tembakau. Bahkan sekaligus penyimpanan, selanjutnya dapat dijual kepada produsen tembakau.

Sebagai penyuluh WIBI, dalam melaksanakan tugasnya adalah membantu untuk mensosialisasikan kegiatan program pemerintah. Selain itu, juga membantu untuk sedikit merubah prilaku para petani di Kabupaten Madiun. Sebab, tanaman tembakau sekarang ini, adalah tanaman yang minim serangan hama. Misalkan hama tikus, tidak mau pada tanaman tembakau. Sedangkan untuk hama/wereng juga terkendali, hanya saja hama ulat tertentu yang menyerang tanaman tembakau.

“Untuk itu khususnya petani, marilah kita berbondong-bondong untuk menaman tembakau. Karena menanam tembakau, itu faedahnya sangat besar sekali. Yang saya ulas tadi, yaitu bisa memberi perekonomian desa. Contohnya desa, juga bisa mendapat Batuan Langsung Tunai (BLT), DBHCHT untuk petani miskin yang ada di desa tersebut,” paparnya.

Menurut dia bahwa program-program pemerintah seperti SL tembakau ini, adalah jaringan usaha petani, calon usaha tani dan sebagainya. Tentunya bantuan ini bisa dilaksanakan diberbagai sektor pertanian, karena DBHCHT yang setiap tahunnya digelontorkan ke sejumlah daerah termasuk Kabupaten Madiun.

BACA JUGA :   Bulan Nopember 2019, Polres Tulang Bawang Barat Mulai Berikan Pelayanan Kepada Warga

Untuk itu, diharapakan pemerintah nantinya bisa mengupayakan kelompok tani tembakau ini kedepannya lebih baik lagi. Sebagai petugas yang merupakan ujung tombak penyuluhan pertanian di desa, tentu akan terus berkoordinasi dengan pihak desa ataupun pihak-pihak terkait.

“Termasuk juga dengan kelompok tani dan petani yang menanam dibawah/lahan. Untuk itulah, kami mohon bantuan dari semua pihak manapun agar turut serta membantu terlaksananya program ini supaya petani bisa hidup dan lebih sejahtera lagi,” tegas Suryadi.

Ia menegaskan selama ini kendalanya isu tantangan misalkan ada demo-demo yang kaitanya larangan merokok, ini, itu dan sebagainya. Kendala lainnya mungkin jika ada curah hujan yang terlalu tunggi, otomatis dapat menganggu prosen perawatan tanaman tembakau.

Hal penting yaitu pemasaran kadang-kadang juga terdapat isu yang kurang baik, tapi yang jelas untuk saat ini yaitu saudara Sojo sebagai APTI Kabupaten Ngawi sudah menampung tembakau jenis lokal. “Tembakau jenis inilah, yang nantinya akan dipasarkan kesejumlah perusahaan rokok di pulau jawa. Karena dengan harapan yaitu menanam tembakau lokal, kedepannya bisa menaikan harga ditingkat pasaran baik dalam maupun luar daerah,” urainya.

Apalagi, dia menambahkan, struktur tanah di Desa Purworejo yaitu gembur. Artinya tanah seperti ini sangat baik untuk tanaman jenis tembakau lokal. Namun jika ditanami dengan bibit tembakau dari impor, maka hasilnya kurang baik. Bahkan dari awal tanam, juga kurang bisa menyatu dengan alam dengan kondisi tanah seperti di pulau jawa dan pulau lainya. “Khusunya diwilayah Kabupaten Madiun, ini tanahnya masih baik dan cocok untuk tanaman bibit tembakau lokal,” katanya, lagi.*(Adv/ajun)

Keterangan Foto : Terlihat sejumlah peserta program SL mengikuti pemaparan tentang penyuluhan pertanian tanaman tembakau di GOR Desa Purworejo. Kegiatan ini dibiayai dari DBHCHT tahun anggaran 2021.dimensinews/ajun

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Verified by MonsterInsights