MADIUN – Hingga ini, pandemi Covid-19 belum berakhir. Bahkan pemerintah belum menyatakan ke status normal atau new normal. Untuk itu, masyarakat Indonesia khususnya di Kabupaten Madiun sekitarnya untuk tetap mematuhi protokol kesehatan (Prokes) tentang Covid-19.
Prokes Covid-19 ini, tentunya wajib melaksanakan 3M ataupun 5M yaitu Memakai masker, Mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, Menjaga jarak, Membatasi mobilitas dan Menjauhi kerumunan saat dimanapun berada. Dasar penerapan 5M inilah, diharapkan mampu membentengi terjadinya penularan maupun penyebaran Covid-19 dilingkungan masyarakat baik dipedesaan maupun perkotaan.
Meskipun saat ini disejumlah tempat umum seperti pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pelayanan publik disinyalir penerapan 5M-nya terutama memakai masker/dengan benar yang semestinya dilaksanakan masyarakat’ mulai kendor. Bahkan saat melihat kejadian dilapangan seperti itu, sangat minim dijumpai orang yang peduli lagi untuk saling menegur maupun mengingatkan pentingnya memakai masker/dengan benar.
Untuk menghindari terjadi kembali penularan Covid-19 ditengah-tengah masyarakat Kabupaten Madiun dan sekitarnya? Hartanto, seorang Kepala Desa Bantengan, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun saat dihubungi berkenan berbagi cerita pengalamannya saat menanggulangi penyabaran Covid-19 bersama Gugus Penanganan Covid-19 Pemkab Madiun, Kecamatan Wungu dan Pemerintah Desa Bantengan yang terajdi di Dusun Bulurejo.
Saat itu, seusai melaksanakan rapid test antigen di Puskesmas Mojopurno, Kecamatan Wungu, puluhan warga dinyatakan positif Covid-19. Mereka sebelumnya telah menghadiri undangan tetangganya yang menggelar hajatan mantu. Seusai itu selang sepekan, mereka mengalami sakit seperti batuk disertai flu/pilek. Melihat kejadian itu, ketua rukun tetangga/RT yang ada di Dusun Bulurejo langsung melaporkan kepihak pemerintah desa.
“Atas dasar laporan itu, pemerintah desa bersama Babinsa, Babinkamtibmas dan Bidan desa segera mengadakan proses tracing (penelusuran/pelacakan) massal untuk warga Dusun Bulurejo. Ternyata hasil pemeriksaan rapid test antigen, didapat puluhan warga setempat positif Covid-19,” ujarnya, Selasa 19 Oktober 2021.
Menurutnya setelah mendapat hasil yang tidak mengembirakan itu dari petugas kesehatan Puskesmas, ia pun melaporkan kepihak Polsek dan Koramil Wungu agar segera ditindaklanjuti oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madiun hingga sampai ke “tangan” Bupati Madiun Ahmad Dawami.
Namun selang satu hari dari laporan peristiwa itu, Bupati Madiun beserta tim Gugus Penangan Covid19 Kabupaten Madiun bersama pihak Kecamatan Wungu, Pemerintah Desa melaksanakan evakuasi kepada puluhan warga yang hasil rapid test antigen’-nya positif Covid-19. Setelah itu untuk mensikapi agar tidak sampai terjadi penularan Covid-19 yang lebih banyak lagi, maka Dusun Bulurejo dilakukan isolasi wilayah.
“Artinya, kita mengadakan penyekatan jalur yang menghubungkan ke pemukiman warga di 2 RT itu. Dengan harapan warga yang masih didalam dan tinggal di 2 RT ini, jangan sampai ada yang keluar atau masuk dusun tersebut,” jelasnya.
Sedangkan puluhan warga yang dinyatakan positif Covid-19 dan masih menjalani isolasi mandiri (Isoman) dirumahnya masing-masing? Lanjut Hartanto, pihaknya meminta kepada Bupati Madiun, Gugus Penanganan Covid-19 untuk segera melakukan evakuasi warga tersebut dari rumah ataupun dusunnya hinga dirawat di rumah sakit Dolopo.
Meskipun saat itu selang beberapa hari setelah puluhan warga di evakuasi, terdapat susulan-susulan sejumlah warga yang mengeluh sakit baik demam, batuk dan flu/pilek. Namun berkat kesigapan Gugus Penangan Covid-19 Kabupaten Madiun, Kecamatan Wungu dan Pemerintah Desa Bantengan?
“Alhamdulilah jedah 10 hari isolasi ataupun perawatan di rumah sakit Dolopo, akhirnya mereka sudah diperbolehkan pulang ke rumahnya masing-masing di Dusun Bulurejo,” katanya.
Ia mengatakan dari awal isolasi wilayah Dusun Bulurejo, pihaknya mengadakan pencukupan kebutuhan pokok untuk keseharian bagi warga yang menjalani Isoman di rumahnya masing-masing. Misalnya untuk makan dan minum serta kebutuhan keseharain, baik mandi bagi para warga yang masih sehat dan tinggal di 2 RT.
Kebutuhan lainnya seperti tabung gas untuk masak, juga sayur mayur serta lainnya yang pada intinya sembako, tentu dicukupi semua. “Alhamdulillah dari berbagai pihak, baik dari pemerintah maupun teman-teman yang solidaritas itu banyak yang memberi kita bantuan. Jadi, terima kasih banyak untuk semuanya,” urainya.
Hartanto mengungkapkan setelah kejadian meledak” warga yang terpapar Covid-19 di Dusun Bulurejo, tentu belakangan ini banyak masyarakat khususnya Desa Bantengan yang sadar pentingnya disiplin Prokes Covid-19. Artinya mereka tetap patuh terhadap Prokes Covid-19 yakni disiplin melaksanakan 3M hingga 5M.
Misalkan diawal-awal adanya program vaksinasi, sebagian masyarakat bahwa vaksin seolah-olah menjadi momok bagi mereka. Namun setelah kejadian di Dusun Bulurejo dan dusun-dusun lainnya yang ada di wilayah Kecamatan Wungu, mereka akhirnya berlomba-lomba yakni bagaimana caranya mendapatkan undangan vaksinasi.
“Jadi saat itu, sampai kuota vaksinasi di Desa Bantengan kurang-kurang. Berkat kesadaran’ setelah kejadian itu, masyarakat Desa Bantengan yang sudah di vaksin hingga saat ini kisaran 80%,” ungkapnya.
Ia menambahkan saat ini Covid-19 belum berakhir. Untuk itu, pihaknya bersama tiga pilar yakni Babinsa bersama Babinkamtibmas teruas melakukan edukasi pendisplinan bagi warga yang lalai atau abai maupun kedapatan tidak patuh Prokes Covid-19 di wilayahnya. Terutamanya melakukan pengawasan di tempat fasiltas umum, karena memang sangat rawan yang suatu waktu terjadi kerumunan massa.*(ajun)
Keterangan Foto : Hartanto, kepala Desa Bantengan, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun.dimensinews/ajun