![](https://www.dimensinews.co.id/wp-content/uploads/2019/08/0A30E658-6E2F-4B23-A425-F3BDCF3FBFBC-e1565275465306.jpeg)
DimensiNews.co.id-BATU-Alokasi APBD Tahun Anggaran 2016 yang dikucurkan untuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Batu Wisata Resouce (BWR) di Kota Batu, Jawa Timur senilai Rp 3 miliar, menjadi pertanyaan besar bagi LSM Gerakan Nasional Pencegahan Korupsi Republik Indonesia (GNPK RI) Jatim.
Kepala Biro Pengaduan LSM GNPK RI Jatim, Mohamdiono, menilai terkait penggunaan atas anggaran yang dikucurkan kepada BWR masih misterius. Dari anggaran Rp 3 miliar yang dikucurkan 2017 silam, masih belum jelas progresnya.
“Kami khawatir peristiwa yang sebelumnya terkait keberadaan BWR terulang kembali sumber anggarannya,” kata dia, Kamis (8/8/2019).
Menurut dia, peristiwa BWR yang lalu, sampai menyeret Direkturnya di kepesakitan lantaran penggunaan anggarannya tak bisa dipertanggung jawabkan. Untuk itu, lanjut Mohandiono, sedianya keberadaan BWR sesi kedua, yang dinahkodai Bagyo Prasasti Prasetyo ini, jangan sampai terjadi seperti yang sebelumnya,
“Saya berharap, terhadap penegak hukum, supaya terkait dugaan anggaran BWR itu, tidak menjadi spikulasi pertanyaan banyak pihak, sedianya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) segera menelisik terkait sumber anggaran yang diduga menyimpan mesteri itu,” tandas dia.
“Untuk apa saja kegunaannya dan bukti fisiknya apa, dengan sumber anggaran dari APBD mencapai miliaran itu, bagaimana pertangung jawabannya,” tanya Mohandiono.
Sementara itu, Direktur BWR, Bagiyo Prasasti Prasetyo, yang sapaan akrabnya Bagyo itu, tidak membantah terkait besaran kucuran dana yang pernah didapat dari APBD Kota Batu, senilai Rp 3 miliar itu.
“Pada tahun 2017 silam, BWR mendapat kucuran dana dari APBD Kota Batu senilai Rp 3 miliar, dari tahun anggaran 2016,” ucap Bagiyo.
Saat disinggung terkait besaran anggaran yang didapat, digunakan untuk apa?
“Pertama, kita punya usaha grosir bahan pokok di toko rakyat, atau toko warga, tokonya di daerah Sidomulyo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Dan, bahan-bahan pokok tersebut dikulak oleh toko-toko rakyat. Selain itu, kami punya pasar digital, dan produk petani lewat pihak online serta pertanian pupuk organik,” jelasnya.
Dengan begitu, disoal terkait jumlah bahan pokoknya yang dikulak oleh toko rakyat mencapai berapa ton? “Ya, tergantung kemampuannya berapa, sekitar 3 sampai 5 ton bahan pokok setiap minggunya. Termasuk menyediakan minyak goreng telor dan kebutuhan pokok yang lainnya,” urainya.
Kendati demikian, Bagiyo mengaku meski hasilnya uang miliaran rupiah tersebut tidak seberapa, namun dia mengaku sudah menyumbang PAD Kota Batu.
“Ya, hasilnya belum luar biasa, tapi tiap tahunnya sudah ada sumbangan ke PAD Kota Batu,” ujar Bagio, tanpa merinci kegunaanya keuangan negara dengan detail.
Laporan Wartawan : Putut