JAKARTA – Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara, adalah salah satu pelabuhan cagar budaya yang ada di Indonesia. Meskipun demikian, pelabuhan ini masih aktif menjadi pusat ekonomi perdagangan antar pulau dan pelayaran rakyat.
Pengelolaannya dilaksanakan oleh PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II Cabang Sunda Kelapa. Namun sarana dan prasarana yang ada di pelabuhan tersebut tidak serta merta ditingkatkan secara signifikan.
Bahkan, dari informasi yang berhasil dihimpun Dimensi News di lokasi, tarif masuk untuk truk-truk yang akan melakukan bongkar muat barang mencapai Rp 16.000. Tarif ini lebih mahal jika dibandingkan dengan di Pelabuhan Tanjung Priok yang merupakan pelabuhan internasional yang kisarannya hanya Rp 10.000.
Tidak hanya itu, untuk proses bongkat muat dari kapal pun ada pungutan lagi sebesar Rp 10.000 dan dibebankan kepada awak kendaraan pengangkut barang.
“Kalau untuk bongkar muat kita udah dibebani dengan harga yang mencekik. Kontainer 20 feet kami harus mengeluarkan Rp 500 ribu, sedangkan 40 feet Rp 1 juta,” ungkap salah satu pelaku bongkar muat di lokasi.
Menurutnya, tarif yang diterapkan oleh pengelola Pelabuhan Sunda Kelapa cukup mahal. Padahal di tengah pandemi Covid-19 ini, seluruh sendi bisnis di Indonesia terdampak bahkan lesu.
