Kabupaten Madiun Tren Levelnya 2, Geliat Ekonomi Semakin Dirasakan Masyarakat

  • Bagikan

MADIUN – Ketatnya penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh pemerintah dimasa pandemi Covid-19, sempat “membekukan” segala sektor di Indonesia juga termasuk dampaknya dapat dirasakan hingga ke Kabupaten Madiun.

Akibat itu, Kabupaten Madiun zonanya sempat bertengger di level 4 hingga pada akhirnya dari hari ke hari masyarakat terus berusaha membantu pemerintah dalam upaya menurunkan level 4, 3 hingga level 2. Perjuangan masyarakat Kabupaten Madiun selain ikut perang melawan Covid-19, juga berperan aktif yakni turut serta mensukseskan program vaksinasi serta disiplin mematuhi protokol kesehatan (Prokes) Covid-19.

Karena untuk memutus mata rantai Covid-19 selain penerapan PPKM, juga dibarengi dengan peran masyarakat dalam menjaga prokes maupun turut vaksinasi dosis pertama hingga kedua. Sehingga suatu wilayah dapat ditentukan baik dalam status zona maupun tren levelnya yakni berdasarkan penurunan angka kasus terpapar postif Covid-19.

Bersamaan pelonggaran PPKM tersebut, kini segala sektor usaha di Kabupaten Madiun mulai bisa dirasakan oleh masyarakat dipedesaan hingga perkotaan. Karena itulah pemerintah mengizinkan destinasi wisata dibuka kembali, namun ada pembatasan kapasitas pengunjung. Termasuk kawasan wisata yang ada di Kabupaten Madiun.

Melihat kondisi itu’ pengusaha rumah makan, restauran, cafe serta pelaku usaha ekonomi kreatif secara perlahan kembali membuka tempat usahanya. Namun mereka tetap memberlakukan standar Prokes Covid-19 yang telah ditentukan pemerintah. Sehingga apapun bentuk usahanya, setiap pengunjung ataupun pelanggan wajib disiplin Prokes Covid-19 yakni selalu Memakai masker, Mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir dan Menjaga jarak dimanapun berada.

BACA JUGA :   Cegah Banjir,Kepala Terminal Bersama Lurah Kalideres Lakukan Kerja Bakti Masal

Sunu, seorang pengelola salah satu rumah makan khas olahan ikan laut yang ada dikawasan hutan grape, Kabupaten Madiun menuturkan sejak penerapan PPKM karena pandemi’ usaha miliknya sementara tutup. Karena hasil hitungan secara rinci jika usaha dibidang kuliner yang dirintisnya dilanjutkan ditengah kondisi pandemi Covid-19, maka akan lebih berdampak buruk terutama pada sisi permodalan bahkan keuntungan yang didapat. Untuk itu, usaha kuliner yang dikelolanya terpaksa tutup sementara hingga menunggu kondisi benar-benar pulih dari pandemi Covid-19.

Namun sejak pemerintah melonggarkan PPKM termasuk Kabupaten Madiun yang saat ini tren levelnya 2, ia kembali membuka usaha kuliner miliknya yang baru dirintis dikawasan hutan grape. Meskipun baru satu bulan kembali dibuka, rumah makan yang mengusung khas olahan ikan laut ini mulai banyak dikunjungi masyarakat baik dari dalam maupun luar Madiun.

BACA JUGA :   Jelang Idul Adha, Disnakan Purwakarta Intensifkan Pemeriksaan Kesehatan Hewan Ternak

Apalagi dalam situasi masih pandemi Covid-19 seperti ini, memang sebagai pengusaha kuliner harus optimis serta berfikiran yang positif agar segera bisa bangkit lagi. Karena dengan kembali membuka rumah makan miliknya, tentu dampaknya juga bisa dirasakan oleh sejumlah pekerja yang sempat diliburkan karena pandemi Covid-19. “Alhamdulillah kebutuhan ekonomi mereka, kini dapat tercukupi meski harus menyesuaikan upah atau gaji yang diterimanya. Ini adalah awal kebangkitan ekonomi khususnya masyarakat dipedesaan yang tinggal dikawasan hutan grape maupun wisata monumen kresek,” tuturnya, Minggu 14 November 2021.

Menurutnya keberadaan rumah makan yang menyajikan olahan ikan laut, tidak berarti membuat saingan baru usaha bidang kuliner yang sudah ada baik disekitar wisata monumen kresek maupun grape. Karena keberadaan usahanya ini, juga merupakan sebagai pelengkap yang belum ada usaha kuliner khususnya menyajikan ikan laut dikawasan tersebut.

Untuk itu dengan beradaan rumah makan yang dirintis diatas tanah perhutani ini, kedepan dapat berkembang. Sehingga pengunjung yang datang ke kawasan wisata menumen kresek atau hutan grape, dapat terpenuhi kegiatan liburannya. Kenapa? Karena mereka datang ke Kabupaten Madiun jika tujuan berlibur, tentu harus mendapatkan kenyaman yang menunjang baik sisi daya tarik wisata maupun kulinernya.

BACA JUGA :   Polsek Limun Tinjau Lokasi Pembangunan Mushala

“Apalagi kalau hanya di kota-kota saja, mereka sudah pasti sangat jenuh. Belum lagi selama penerapan PPKM pandemi Covid-19, mereka juga di rumah saja atau jika keluar pun hanya sebentar sesuai kebutuhan. Bahkan mereka tidak bisa leluasa untuk keluar rumah dengan nyaman, karena memang situasinya masih pandemi Covid-19 yang dibarengi adanya PPKM,” ujarnya, lagi.

Yuli, seorang pekerja di rumah makan dengan olahan ikan laut ini mengaku sejak masuk kerja’ hasil atau upah yang diterima sangat membantu kebutuhan ekonomi keluarganya. Setidaknya sedikit meringatkan beban ekonomi keluarga, juga dapat mencukupi kebutuhan putra-putrinya yang masih sekolah. “Lain lagi saat rumah makan ini tutup, karena kena dampak pandemi Covid-19. Akibat pengunjung sepi, kita sementara waktu dirumahkan. Alhamdulillah sekarang sejak adanya kelonggaran PPKM, kami sudah bisa bekerja lagi di rumah makan ini,” katanya.*(ajun)

Keterangan Foto : Terlihat sejumlah warga saat menikmati makan siang disalah satu rumah makan dengan olahan ikan laut dikawasan hutan grape Kabupaten Madiun.dimensinews/ajun

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Verified by MonsterInsights