MADIUN – Sejak masuknya korona hingga pandemi Covid-19 di Kabupaten Madiun dan sekitarnya, penjualan susu segar dari sapi perah yang dikelola secara kelompok oleh warga masyarakat dikawasan hutan grape Kabupaten Madiun mengalami penurunan order.
Meskipun berbagai upaya sudah dilakukan seperti memasarkan secara online. Bahkan tidak hanya itu saja, tapi juga dilakukan melalui media sosial seperti facebook, whatsaap, instagram hingga melobi konsumen dari pintu kepintu? Namun dirasa masih sangat berat untuk mendongkrak penjualan susu segar, baik rasa original maupun hasil olahan berbagai rasa.
Sedang tempat wisata di grape maupun menumen kresek, selama pandemi Covid-19 ditutup sementara yakni berdasarkan instruksi kepala daerah ataupun peraturan pemerintah pusat. Sehingga pemasaran susu segar, harus ekstra tetap dilakukan ditengah pandemi Covid-19 dengan melalui pelanggan yang sudah lama mengkonsumsi susu segar hasil olahan kelompok yang ada di kawasan hutan grape Kabupaten Madiun.
Namun pemasaran tidak hanya itu, anggota kelompok yang lainnya juga turut serta menyebar informasi baik melalui jaringan reseller untuk para pegawai swasta maupun pemerintahan daerah di Madiun. Ternyata sistem pemasaran yang dilakukan para reseller susu segar ini, membuahkan hasil signifikan meski “terpaan badai” ditengah pandemi Covid-19. Karena susu segar yang dihasilkan setiap hari dari sapi perah tersebut, harus didistribusikan ke masyarakat dengan cara transaksi jual beli.
Yuli Ernawati, seorang pengolah susu ternak disekitar kawasan hutan grape masuk Desa Kresek-Kabupaten Madiun menuturkan sebelum pandemi Covid-19 penjulan normal atau berjalan lancar. Meskipun susu segar yang dihasilkan sekitar 250 liter per hari dari 30 3kor sapi, namun penjualan sangat diterima masyarakat.
Tapi begitu adanya pandemi Covid-19 masuk Kabupaten Madiun, kelompok tapi susu perah ikut terkena dampaknya. Penurunan penjualan susu segar sangat dirasakan, meskipun berbagai cara untuk pemasaran dilakukan seperti secara online baik melalui media sosial facebook, whatsaap hingga instagram.
Tapi upaya yang dilakukan oleh anggota kelompok tani, tidak terlalu mengembirakan penjualannya. Sedangkan susu segar yang dihasilkan dari sapi perah ini, setiap harinya terus dikumpulkan dari anggota kelompok tani tersebut.
“Tapi kita untuk pemasaran, ya gimana juga harus bisa keluar. Karena tuntutan ditengah situasi pandemi Covid-19, jadinya kita terus berinovasi agar susu segar kami tetap bisa diterima oleh konsumen. Jadi selain memasarkan susu segar, juga beraneka rasa,” jelasnya, Minggu 14 November 2021.
Misalnya saat ini, lanjut dia, sementara yang bisa mendongrak penjualan susu segar mentah, juag susu aneka rasa, yogort, keju mozarela serta ada juga sabun susu kelor. Hasil dari pemasaran yang ulet serta inovasi susu segar ini, tentu kini dapat dirasakan hasilnya. Sehingga meskipun Kabupaten Madiun levelnya masih 2, namun untuk sistem penjualan hingga pengiriman tidak ada kendala lagi.
“Lain lagi, dulu pada saat masih ketat pertama kali adanya penerapan PPKM. Larangan melitasi diberbagai jalur, juga sangat dirasakan kesulitannya. Terutama pada saat pengiriman susu segar kepada konsumen yang memang sudah pesan secara online. Tapi alhamdulillah, pengriman susu segar sudah lancar lagi hingga sampai ke konsumen. Bahkan ada konsumen yang membuka jaringan penjualan sebagai reseller,” ungkapnya.
Ia mengatakan bahwa sapi yang hingga ini dipeliharanya serta menghasilkan susu 250 liter perharinya adalah berkat bantuan bergulir dari Provinsi Jawa Timur. “Alhamdulillah bantuan sapi perah yang dipelihara kelompok tani, sekarang sudah berkembang biak. Bahkan setiap harinya sudah menghasilkan 250 liter susu segar mentah,” katanya.
Yuli biasa disapa menambahkan kedepan kelompok tani ternak sapi perah yang diketuai suaminya itu berkeinginan memiliki otlet disekitar bumi perkemahan atau wisata grape dan monumen kresek. Mengingat dua lokasi tersebut, merupakan kawasan wisata yang perkembangannya sangat pesat. Melihat dari itulah, tidak menutupkemungkinan pengunjung tempat wisata dapat membawa oleh-oleh susu segar baik masih mentah maupun yang sudah diolah dengan beranek rasa.
Tentunya sebagai pelaku usaha ataupun warga lainnya pun sama terus berharap, bahwa pandemi Covid-19 ini segara berakhir. Sehingga perekonomian masyarakat seperti diri bersama anggota kelompok lainnya, segera pulih dan bangkit lagi seperti sediakala sebelum adanya Covid-19. “Mengingat saat ini, sejumlah tempat wisata yang ada di Kabupaten Madiun sudah banyak yang buka. Ditempat itulah, tentu ada peluang bagus untuk meningkatkan penjualan susu segar yang diolah beraneka rasa oleh kami,” ujarnya.*(ajun)
Keterangan Foto : Terlihat seorang kelompok tani ternak saat memantau sejumlah sapi perah yang dipeliharanya.dimensinews/ajun