MADIUN – Terlihat bagian jari-jemari Wartini 45 th warga Desa Sidodadi, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun begitu mahir nan luwes saat menguntai tali-tali plastik dari limbah kantong kresek yang sudah dibersihkan.
Ternyata, ia tengah menyelesaikan kerajinan anyaman hingga terbentuk sebuah topi untuk ukuran orang dewasa. Itulah topi kresek’ maupun kerajinan lainnya hasil produksi kelompok Bank Sampah Sidoasri. Karena bahan bakunya dari kantong kresek yang telah dikumpulkan sebelumnya, hingga dibeli dari setiap warga Desa Sidodadi.
“Nantinya hasil kerajinan kelompok kreatif dan inovatif Bank Sampah Sidoasri yang dikelola bersama 86 orang ini, bisa segera dipasarkan kepada para tetangga ataupun luar desa yang membutuhkan bahkan kedepannya bisa dijual secara online,” katanya, Sabtu 11 Desember 2021.
Menurutnya dari 86 orang anggota, 4 orang sebagai pengurus Bank Sampah Sidoasri ini baru memulai lagi berkarya membuat kerajinan dari limbah daur ulang, setelah 2 tahun lebih terkena dampak Covid-19. Akibatnya kelompok kreatif dan inovatif Bank Sampah Sodoasri ini, tidak bisa berkarya dan mendapatkan hasil atau pemasukan.
Karena bahan baku yang bisa didaur ulang untuk kerajinan olahan lokal jenis apapun ini, tidak ada stok sampah non organik yang masuk di galeri yang dipinjami oleh pemerintah desa setempat. Sehingga sejak pandemi Covid-19 masuk Indonesia juga termasuk di Kabupaten Madiun, ibu-ibu tergabung dalam kelompok kreatif dan inovatif Bank Sampak Sidoasri ini mendadak fakum.
“Karena pas awal’ marak-maraknya ada korona atau Covid-19, kan kita juga semua ketakutan. Untuk keluarpun, kita membatasi bahkan selalu was-was kalau terjadi adanya penularan virus tersebut. Maka dari itu, warga yang biasanya mengumpulkan sampah non organik yang bisa didaur ulang? Jadi, mereka memilih membuangnya ketempat sampah bahkan ada juga yang membakarnya,” terangnya.
Sehingga, lanjut dia, semua pengurus dan anggota Bank Sampah Sidoasri ini lebih memlih untuk fokus pada bagaimana caranya’ diri dan keluargga ataupun tetangganya aman dari ancaman Covid-19 itu. Untuk itulah, mereka dari kelompok Bank Sampah Sidoasri bersama masyarakat lainnya membuat “Kawasan Bermasker” disetiap dusunnya masing-masing.
Ketika mereka fokus dalam kegiatan sosialisasi penerapan disiplin protokol kesehatan (Prokes) Covid-19? Aktivitas Bank Sampah Sidoasri ini tidak hanya fakum, tapi juga tidak bisa bergerak untuk berkarya kerajinan dari sampah daur ulang. Dengan adanya Covid-19 ini, benar-benar mempengarui hingga memaksa aktivitas kelompok Bank Sampah Sidoasri ini sangat terbatas. Bahkan jika dipaksakan untuk tetap produksi hasil kerajinan pun, tidak bisa maksimal.
“Mengingat situasinya saat itu, benar-benar menuntut kami untuk fokus pada disiplin Prokes Covid-19 atau melaksanakan 5M yaitu Memakai masker, Mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, Menjaga jarak, Membatasi mobilitas dan Menjauhi kerumunan saat dimanapun berada,” tutur Wartini, seorang pengrajin juga pengurus Bank Sampah Sidoasri.
Ia menyampaikan setelah kelompoknya mengalami keterpurukan ditengah situasi pandemi Covid-19, bahkan PPKM di Kabupaten Madiun juga sudah longgar’ tentu berharap ada perkembangan terutama penjualan hasil kerajinan kelompok Bank Sampah Sidoasri yang dikelolanya secara bersama itu. Karena saat ini, stok hasil kerajinan juga sudah mulai terkumpul di galeri Bank Sampah Sodoasri seperti keranjang gelas air mineral, tempat tissu, topi kresek, bunga kresek dan sebagainya.
Selain itu, juga setiap warga sudah semangat lagi untuk mengumpulkan serta memilah-milah antara sampah organik maupun non arganik. Langkah awal kebangkitan Bank Sampah Sidoasri ditengah situasi pandemi Covid-19 ini, berharap kedepan karya-karya hasil kerajinan dari sampah daur ulang asal Desa Sidodadi menjadi daya tarik tersendiri khusunya di Kabupaten Madiun.
Mengingat saat ini’ meskipun pandemi Covid-19 belum berakhir, sebagai pengurus bersama anggota Bank Sampah Sidoasri tetap optimis turut membangkitkan perekonomian masyarakat desa setempat. Karena saat penjualan hasil kerajinan dikonsumen bagus, tentu dari Bank Sampah Sodoasri juga bisa membeli bahan baku dari setiap penduduk yang mengupulkan sampah bisa didaur ulang itu.
“Karena selain berkarya dari limbah rumah tangga non organik, kami juga sambil mensosialisasikan pentingnya melaksanakan 3M ataupun 5M. Sehingga setiap rumah-rumah penduduk, didepannya ada tempat untuk mencuci tangan berikut sabunnya. Bahkan ada juga masyarakat yang mampu ekonominya, menyediakan masker medis secara gratis,” jelasnya.
Dia juga turut menghibau dalam rangka perayaan natal 2021 dan tahun baru 2022, diharapkan masyarakat Kabupaten Madiun untuk tidak abai. Selain itu, meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya Covid-19 termasuk varian baru yang dikabarkan sudah masuk Indonesia.
Maka dari itulah, setiap warga wajib menerapkan disiplin Prokes Covid-19 yang ketat. “Apalagi penerapan 3M hingga 5M yang selama ini dilaksanakan bersama-sama, dapat membentengi diri kita dari penularan Covid-19 yang hingga ini belum berakhir,” ungkapnya.*(ajun)
Keterangan Foto : Wartini menunjukkan hasil kerajinan kelompok kretif dan inovatif Bank Sampah Sidoasri saat ditengah situasi pandemi Covid-19 optimis bangkit.dimensinews/ajun