KOTA MALANG – Salah seorang warga Kota Malang menjadi pembicaraan warganet setelah melakukan vaksinasi di lingkungan tempat tinggalnya.
Namun, dari yang dialaminya justru tidak membuat patah semangat dalam kesehariannya untuk mencari nafkah bersama keluarganya.
Joko Santoso (38), mengalami keterbatasan penglihatan usai menjalani vaksinasi AstraZeneca 3 September 2021. Meski penghilatannya belum pulih total, Joko berusaha mendapatkan penghasilan.
Beberapa hari terakhir ini, Joko memiliki kesibukan merakit raket bulutangkis. Pekerjaan itu dilakukan di rumahnya Jalan Burung Gereja, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, sembari merawat dua anaknya, yang masih kelas 1 SD dan anak kedua baru berusia 2 tahun.
“Ini sekarang ada kegiatan baru, lumayan karena bisa dikerjakan di rumah,” kata Joko sambil menunjukan tumpukan raket bulutangkis di ruang tengah, Jumat (10/12/2021).
Joko mengaku, pekerjaan merakit raket ini diperoleh dari istrinya. Tugasnya adalah memasang mata itik pada lubang raket, sebelum nantinya dimasukkan senar. “Kerjaannya pasang plastik ini (Mata itik) ke lubang raket. Itu saja,” tambahnya.
Memang terlihat sangat mudah, mata itik tinggal ditancapkan dan kemudian dipukul dengan kayu agar menancap dengan sempurna.
Namun bagi Joko yang memiliki gangguan penghilatan, hal tersebut cukup menyulitkan. Apalagi saat baru dikerjakan.
Pertama, satu raket seharian tidak selesai. Ya, karena saya masih belum melihat secara sempurna. Tapi sekarang sudah lumayan, sudah hafal,” tutur Joko.
Pekerjaan memasang mata itik ini disebut merupakan kerja borongan. Untuk satu raket hanya dinilai sebesar Rp 500.
Joko minimal harus dapat menyelesaikan 20 raket dalam sehari. Meskipun tidak semua dilakukan sendiri, istrinya terkadang melakukannya sebagai kerja sambilan istrinya sepulang kerja.
“Satu raket Rp 500, sehari saat ini bisa 20 raket. Tapi dibantu istri sepulang kerja,” terangnya.
Menurut Joko, dirinya harus bekerja dan mendapatkan penghasilan. Apalagi selama 3 bulan menganggur, karena buta atau gangguan penglihatan. Karena kebutuhan rumah tangga cukup besar, Titik Andayani (35), menjadi tulang punggung keluarga.
“Sekarang kebutuhan banyak, beli susu, pampers. Belum untuk makan sehari-hari. Sekarang hanya istri yang kerja. Makanya saya ingin cepat sembuh, agar bisa kerja kembali,” harapnya.
Pekerjaan memasang mata itik ini disebut merupakan kerja borongan. Untuk satu raket hanya dinilai sebesar Rp 500. Joko minimal harus dapat menyelesaikan 20 raket dalam sehari.
Meskipun tidak semua dilakukan sendiri, istrinya terkadang melakukannya sebagai kerja sambilan istrinya sepulang kerja.
“Satu raket Rp 500, sehari saat ini bisa 20 raket. Tapi dibantu istri sepulang kerja,” terangnya.
Menurut Joko, dirinya harus bekerja dan mendapatkan penghasilan. Apalagi selama 3 bulan menganggur, karena buta atau gangguan penglihatan. Karena kebutuhan rumah tangga cukup besar, Titik Andayani (35), menjadi tulang punggung keluarga.
“Sekarang kebutuhan banyak, beli susu, pampers. Belum untuk makan sehari-hari. Sekarang hanya istri yang kerja. Makanya saya ingin cepat sembuh, agar bisa kerja kembali,” harapnya.
Joko melakukan vaksinasi di rumah Ketua RW setempat bersama 148 warga yang tinggal di RW 02, Kelurahan Arjowinangun, Kedungkandang, Kota Malang. Tenaga kesehatannya dari RS Refa Husada. Usai vaksinasi, Joko kembali pulang.
Namun beberapa jam kemudian mengalami gejala seperti mual, pusing, serta demam. Menginjak malam hari, kemudian Joko, merasa sakit di bagian kepalanya semakin terasa. Tidak hanya itu, seketika Joko tak bisa melihat secara normal.
Anehnya keluhan itu hanya dirasakan Joko, sementara warga lain yang bersamaan mengikuti vaksinasi tidak. Titik Andayani (35), istri Joko, kebetulan sudah menjalani vaksin di tempat kerjanya. Sehingga kala itu tidak ikut suaminya vaksinasi.Putut