MADIUN – Saat menyusuri bangunan dua lantai untuk usaha berdagang baik yang didepan, samping kiri, samping kanan dan belakang, sekitar pukul 13.30 WIB nampak ratusan pedagang Pasar Besar Madiun masih beraktivitas menjajakkan barang dagangannya.
Bahkan diantara pedagang itu, terlihat ada yang transaksi jual beli, ada yang menunggu pembeli, ada yang menata barang dagangannya hingga ada pula yang tengah istirahat (baik rebahan, tertidur ataupun sengaja tidur) sejenak. Karena mungkin, mereka merasakan kelelahan setelah beraktivitas sejak pagi hari.
Meskipun waktu sudah menunjukkan siang hari, namun masyarakat masih memadati teras ataupun serambi bangunan Pasar Besar Madiun itu. Bahkan hari semakin sore, ternyata banyak masyarakat berkenan mengunjungi ratusan lapak/kios-kios pedagang yang masih bertahan membuka tempat usahanya untuk berbelanja sejumlah kebutuhan pokok.
Aktivitas disekeliling bangunan Pasar Besar Madiun begitu hidup, karena roda perekonomian terus berputar melalui transaksi berbagai jenis barang yang dijajakan para pedagang. Tetapi tak kalah lagi, transaksi antara pedagang dan pembeli juga berlangsung ditengah bangunan Pasar Besar Madiun baik terjadi dilantai satu atupun dua. Aksi tawar-menawar harga barang, adalah tradisi yang terus dilontarkan oleh kedua belah pihak saat adanya transaksi jual beli. Itu baik melalui pasar-pasar tradisional, terjadi pada pedagang kaki lima ataupun pelaku usaha lainnya.
Namun sangat disayangkan disaat Bangsa Indonesia juga termasuk Madiun dan sekitarnya tengah dilanda wabah korona hingga pandemi Covid-19? Ternyata banyak masyarakat, baik oknum pedagang maupun oknum masyarakat yang berada di Pasar Besar Madiun yang abai disiplin protokol kesehatan (Prokes) Covid-19. Padahal disejumlah titik bangunan Pasar Besar Madiun, juga terdapat media informasi berbetuk banner-banner bertuliskan himbauan ataupun sosialisasi terkait disiplin Prokes Covid-19 ataupun pelaksanaan 3M hingga 5M.
Meski 3M hingga 5M ini sering kali diucapkan oleh masyarakat yaitu Memakai masker, Mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, Menjaga jarak, Membatasi mobilitas dan Menjauhi kerumunan saat dimanapun berada. Namun terkadang di pasar-pasar tradisional ataupun ditempat fasilitas umum lainnya, sering kali dijumpai oknum-oknum masyarakat yang abai displin Prokes Covid-19.
Diketahui para oknum masyarakat ini’ gaya hidupnya tidak mengenakan masker, ada juga yang membawa masker’ tapi tidak dipakai dengan selazimnya atau sengaja digantung’ dibawah dagunya. Bahkan sering kali didapati yakni sejumlah masyarakat memakai masker, namun sudah tidak layak pakai. Melihat realita seperti ini dilapangan, perlu adanya ketegasan dari pihak-pihak berwenang dalam penerapan disiplin Prokes Covid-19 khususnya di Kota Madiun dan sekitarnya.
Ternyata aksi-aksi yang dilakukan para oknum masyarakat abai disiplin Prokes Covid-19 itu, terjadi di Pasar Besar Madiun. Pemandangan oknum masyarakat memakai masker tidak benar atau dibawah dagu, bahkan hanya bagian mulutnya saja yang tertutup masker.
Oknum masyarakat lainnya, juga tidak memakai masker dengan alasan kelupaan tidak membawanya. Lebih terancam lagi jika terjadi penularan Covid-19 ataupun varian baru pada saat oknum pedagang dan oknum masyarakat ini tidak bermasker atau menjaga jaraknya, namun terjadi interaksi obrolan yang panjang pada saat transaksi jual beli barang.
Terkait hal tersebut, sejumlah oknum masyarakat dan oknum pedagang Pasar Besar Madiun yang abai disiplin Prokes Covid-19 saat di wawancarai sejenak mengaku ‘ini dan itu? Artinya mereka menyampaikan alasan-alasan yang klasik. Namun saat ditanya apakah dirinya dalam kondisi sehat? Mereka mengaku bahwa dirinya sehat-sehat saja, bahkan ada juga yang sudah menjalani vaksinasi Covid-19 baik dosis pertama maupun kedua.
Aan, seorang pedagang Pasar Besar Madiun diketahui tidak mengenakan masker dengan benar atau dibawah dagu. Saat ditanya, ia mengaku seusai menikmati satu batang rokok kretek kesukaannya. Namun dirinya juga sehat-sehat saja, bahkan pada saat memakai masker pun tidak merasa adanya gangguan pernafasan.
“Kalau dikatakan takut, ya pasti saya takut ya. Karena virus korona atau Covid-19 itu, kan penularannya juga sangat cepat. Seperti pasar rakyat ini, tempat orang banyak. Jadi, kemungkinan buruk terjadi ‘bisa penularan virus tersebut,” ungkapnya.
Begitu juga’ Imam Solekhan, seorang pedagang Pasar Besar Madiun mengaku dirinya kelupaaan untuk membawa masker. “Tapi saya sehat-sehat saja, bahkan sudah menjalani vaksinasi Covid-19 baik dosis pertama maupun kedua. Meskipun sudah vaksinasi Covid-19, tetap saya selalu waspada dan mematuhi disiplin Prokesnya. Tapi tadi, saya pas lagi kecapaian. Jadi, saya melepas masker dulu, sambil istirahat,” tuturnya.
Hery, seorang warga yang bekerja di Pasar Besar Madiun mengaku saat memakai masker terlalu lama merasakan ribet bahkan kejenuhan. Maka dari itu, masker yang dipakainya diturunkan sejenak dibawah dagu sembari menghilangkan kejenuhan. Meskipun dirinya merasakan sudah terlatih, karena selama dua tahun lebih bersama-sama menjalani disiplin Prokes Covid-19 serta melaksanakan 3M hingga saat ini 5M.
“Alhamdulillah, saya sehat-sehat saja. Karena sebagai kepala keluarga, juga punya kewajiban untuk memberikan contoh yang baik kepada anggota keluarga saya. Apalagi memakai masker ini, juga untuk kesehatan bersama baik diri saya, keluarga saya, kerabat saya, tetangga saya maupun orang lain,” jelasnya, Selasa 14 Desember 2021.
Ia menghimbau kepada masyarakat baik pedagang ataupun warga yang berkunjung/belanja di Pasar Besar Madiun untuk tetap mematuhi disiplin Prokes Covid-19. Sehingga sangat penting, jika kita selalu memakai masker dengan benar.
“Karena hingga saat ini, pandemi Covid-19 belum selesai ataupun berakhir. Untuk itu semua pedagang dan warga yang berbelanja di pasar ini, diwajibkan selalu memakai masker dengan benar atau selazimnya,” katanya.*(ajun)
Keterangan Foto : Terlihat seorang pedagang Pasar Besar Madiun mendadak memakai masker saat menunggu pembeli.dimensinews/ajun