JAKARTA – Kenaikan harga kedelai kian hari semakin naik membuat para pengusaha pengrajin Tahu dan Tempe mengalami kerugian akibat biaya produksi yang tidak berimbang.
Kedelai sebagai bahan baku pembuatan Tahu dan Tempe Primer Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (Primkopti) berencana akan menggelar mogok produksi dan dagang selama tiga hari berturut turut.
Hal tersebut disepakati dari hasil rapat bersama pengurus, pengawas Primkopti se-DKI, SPTP, STPI, PATTEN, a-zaki, Primkopti Bekasi dan Primkopti Kabupaten Bogor.
Ketua Pengawas Primkopti Handoko Mulyo saat dikonfirmasi wartawan mengatakan, Primkopti SE DKI bersama SPTP, STPI, a-zaki dan Primkopti Bekasi dan Primkopti Kabupaten Bogor akan menggelar mogok produksi dan dagang selama tiga hari.
“Berdasarkan keputusan bersama, kami akan melakukan mogok selama tiga hari karena harga bahan baku tahu dan tempe yang sudah tidak terjangkau harganya,” kata Handoko saat dikonfirmasi wartawan melalui pesan WhatsApp, Senin (14/2/2022).
Handoko juga menjelaskan, mogok produksi dan dagang akan dilakukan selama tiga hari berturut-turut.
“Kami akan melakukan mogok produksi dan dagang mulai dari tanggal 21,22 dan 23 Febuari. Ini sebagai bentuk penyuara bagi pemerintah, agar tata niaga kedelai sebagai bahan baku tempe dan tahu ditangani pemerintah,” jelasnya.
Masih dikatakannya, nota kesepakatan mogok produksi dan dagang sudah ditandatangani bersama Primkopti DKI dan komunitas tahu dan Tempe se- Jabodetabek.
“Kami sudah sepakat untuk mogok bersama,” tuturnya.
Dirinya berharap dengan adanya mogok produksi dan dagang tersebut, kenaikan harga kedelai pemerintah bisa menyesuaikan harga.
“Para pengerajin Tempe dan Tahu tidak menuntut harga kedelai murah, akan tetapi butuh kepastian dan stabilitas harga supaya pengerajin dapat untung dengan layak, dan konsumsi tahu tempe terjangkau harga belinya,” pungkasnya.