PADANG LAWAS UTARA – Baru-baru ini beredar luas video viral di media sosial facebook seorang warga yang menyampaikan kekecewaannya bahwa Dua anggota keluarganya yakni seorang adiknya dan bayinya meninggal dunia.
Menurut Rahman Safri pria didalam video singkat tersebut dimana bahwa tidak ada pegawai di Puskesmas Siunggam, begitu juga supir ambulance sambil menunjukan jenazah keluarganya yang sudah meninggal dunia didalam mobil ambulance.
Adapun yang telah meninggal dunia tersebut Yuni Fitri Ani Harahap (29) bersama seorang bayinya yg merupakan warga Dusun Muara, Desa Siunggam, Kecamatan Padang Bolak Tenggara, Kabupaten Padang Lawas Utara, Sumut.
Kepala Puskesmas Siunggam Drg Firly Oktariani kepada awak media, Rabu (11/05/2022) menyampaikan turut berduka cita atas meninggalnya Yuni Fitri Ani Harahap (29) bersama bayi perempuannya.
Atas kejadian ini perlu dijelaskan bahwa sebelumnya almarhumah sudah mendapatkan pelayanan kesehatan (persalinan) oleh tenaga medis di Puskesmas Siunggam”ujarnya
Tenaga medis bersama bidan di Puskesmas terus melayani pasien hingga pasien harus dirujuk ke Rumah Sakit di Padangsidimpuan karena kondisi kesehatan pasien menurun”bebernya.
Mengenai dikatakannya dalam video tersebut bahwa tidak adanya pegawai , Firly meluruskan bahwa Puskesmas Siunggam adalah Puskesmas non rawat inap, yang mana pelayanan kami disini mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB siang.
Untuk pengecualian terhadap persalinan kami tetap layani 24 jam, sekali lagi kami mengucapkan turut berduka cita”jelasnya.
“Berikut kronologi kejadiannya, dimana pada Selasa (10/05/2022) sekitar pukul 08.43 WIB pasien menelepon bidan kita yang ada dengan kondisi perutnya mules sudah sampai kepinggang, sehingga bidan menyarankan pasien terlebih dahulu mandi, makan dan datang Kepuskesmas” ungkap Drg Firly Oktariani.
Sekitar Pukul 09.15 WIB bidan sudah sampai di Puskesmas namun pasien belum juga kunjung tiba akan tetapi bidan tetap menunggu pasien diruang tunggu, sembari menunggu bidan melaporkan kesalah satu Dokter bahwa akan ada pasien yang hendak melahirkan.
Sekitar pukul 10.00 WIB pasien tiba dan selanjutnya saya sarankan ke ruangan bersalin , kemudian saya periksa pasien sudah terjadi bukaan Dua dengan hasil tensi 110/80 dan saya menyarankan apabila ada kemajuan dalam satu jam, agar pasien tidak pulang kerumah.
Pada pukul 11.00 WIB saya minta pasien kembali keruangan tindakan , saat saya periksa ternyata sudah terjadi pembukaan lima, pasien disarankan agar tetap berjalan, sekitar pukul 12.15 WIB sudah terjadi pembukaan Tujuh longgar dan saya langsung menyarankan agar mengambil tindakan dengan pemasanga RL kosong kemudian menyuntikan B12 Dua Ampul.
Sambil terpasang impus sekitar pukul 13.20 WIB pasien melahirkan anak pertama jenis kelamin perempuan dengan berat badan 4.2 Kilogram dengan tinggi 49 Centimeter, setelah bayi lahir saya selaku bertindak sebagai bidan menyampaikan kepada pasien beserta keluarga agar sabar karena kondisi bayi tersebut sudah meninggal.
Lanjutnya “dimana sibayi ditangani oleh bidan pendamping kemudian saya beralih ke siibu dan melihat kondisinya masih bicara sambil meminta minum dan makan telur, pada pukul 13.40 WIB saya cek siibu dan mencek plasenta.
Saya memperkirakan plasenta lengket karena saat melakukan peragangan tali pusat terkendala tidak langsung mau, kemudian saya menyarankan kepada keluarga agar pasien dirujuk , sembari mau merujuk pasien saya sarankan suaminya agar memberikan rambut kemulut pasien dengan tujuan agar mual dan akan menyebabkan plasenta keluar.
Dimana pada pukul 14.00 WIB saya tetap observasi pasien kemudian saya pantau jalan robekan lahir ternyata ada robekan pada jalan lahir, robekan jalan lahir diperkirakan sekitar tujuh hacting dan saya pantau tidak ada pendarahan sehingga saya belum melakukan rujukan pasien, pada pukul 14.15 WIB saya menghacting sebanyak tujuh jahitan.
Ketika pada hacting (jahitan) terakhir pasien berbicara bahwa pandangannya kabur saya berbicara dengan pasien sambil menaburkan minyak kayu putih kehidungnya.
Sekitar pukul 14.30 WIB saya melihat kesadaran pasien menurun dan saat saya cek tensi hasil 80/70, kemudian saya menyarankan kepada keluarga agar dirujuk sembari menunggu persiapan pasien untuk dirujuk dan menunggu sopir ambulance saya tensi kembali hasilnya 70/60 “katanya.
Setelah itu kesadaran pasien semakin terus menurun lalu saya periksa tanda vitalsial sudah tidak ada “kata Drg Firly Oktariani saat menyampaikan kronologi persalinan dari bidan penolong Erlina Silitonga AM Keb.
Mengenai video viral tersebut Ia menyatakan kalau petugas saat itu masih ada kecuali staf yang lain sebab waktu itu sudah pukul 15.00 WIB tetapi staf diruangan bersalin ada” jelasnya.
Pastinya kita memberikan pelayanan kok! kepada yang bersangkutan, yang ada di video itu tidak sesuai dengan kenyataanya.
Mengenai mobil ambulance dimana saat peristiwa itu supir ambulance sedang berhalangan tidak hadir namun sesuai kebiasaannya akan digantikan oleh staf yang dapat mengemudikan mobil namun sangat disayangkan sopir pengganti saat itu juga tidak ada ketika dihubungi ternyata ponsel tertinggal di Puskesmas ini , maka saat terjadinya peristiwa itu bidan menanyakan apakah ada keluarga yang bisa mengemudikan mobil kalau ada silahkan mobilnya dibawa “tutupnya menirukan yang disampaikan bidan saat itu. (Mansur Lubis)