Ini Solusi Jurnalis Media Cetak Bertahan Hidup

  • Bagikan

JAKARTA – Media cetak seperti suratkabar dan majalah saat ini memang mengalami kemerosotan. Media cetak makin terdesak oleh media online dan media sosial. Namun, hal itu bukan berarti kiamat bagi wartawan dan pers.

Hal itu ditegaskan wartawan senior Ilham Bintang, dalam Webinar di Jakarta, Kamis malam (26/5). Webinar itu diadakan oleh Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA. Pemandu diskusi adalah Amelia Fitriani dan Elza Peldi Taher.

Ilham menjelaskan, satu hal penting dan mendasar yang kini harus dihadapi para wartawn adalah bahwa dunia sudah berubah dan membawa aturan baru. “Namun, banyak wartawan tidak mengerti bahwa dunia ini punya aturan main baru,” ujar Ilham.

BACA JUGA :   Abaikan Laporan Bupati Terkait Dugaan Pemalsuan Dokumen,Mahasiswa Desak Kapolri Mengevaluasi Kinerja Kapolres Batang Hari

Menurut Ilham, wartawan yang mengerti aturan main yang baru itu akan cepat beradaptasi. Sedangkan yang tidak mengerti, pasti akan kesulitan beradaptasi.

“Yang terburuk, karena tidak mengetahui aturan main itu, menyebabkan untuk bertahan saja — sekedar untuk mengerti dan beradaptasi– akan berdampak stres. Media baru, rumpun media sosial yang membawa aturan baru itu, telah membuyarkan tatanan dan corong informasi,” lanjutnya.

Ilham menuturkan, ada teman sejawatnya dan wartawan senior yang amat terganggu oleh tren di media sosial. Tren ini seakan telah merampas hak wartawan mengelola informasi kepada publik.

Misalnya, media konvensional bekerja dengan regulasi ketat. Untuk media TV, ada KPI (Komisi Penyiaran Indonesia). Untuk media cetak, ada Dewan Pers. “Sedang podcast (YouTube) bebas merdeka. Suka-suka asalkan audiens suka,” cetus Ilham.

BACA JUGA :   Kemenkumham Gelar Kumham PR Summit 2021
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Verified by MonsterInsights