Imbas Paperless Society, Penjualan Buku Kian Merosot

  • Bagikan

JAKARTA – Tren penurunan penjualan buku telah terjadi secara global, dan tren ini sudah diketahui pada 2013. Tahun ini dikonfirmasi, ledakan penjualan buku sudah berlalu. Salah satu penyebabnya adalah di era Internet ini kita menuju ke masyarakat tanpa kertas atau “paperless society.”

Hal itu diungkapkan Denny JA, Ketua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia, SATUPENA, dalam Webinar di Jakarta, Kamis malam (16/6). Webinar ini mengulas tentang nasib dunia penerbitan dan perbukuan di Indonesia pasca-pandemi.

Denny menunjukkan, di era Internet dan digital sekarang ini penyimpanan data tidak lagi memerlukan kertas. Administrasi pemerintahan juga semakin tidak memerlukan kertas (paperless government).

Tercatat pada 2021, Dubai telah menjadi “paperless government” pertama di dunia. “Interaksi di antara berbagai bagian pemerintahan semakin tidak menggunakan kertas,” ujar Denny.

BACA JUGA :   HKG Ke 50 PKK, Bupati Sukabumi : PKK Selalu Bersinergi dan Mendukung Pembangunan

Di bidang ekonomi, berbagai transaksi juga semakin meninggalkan uang kertas, seperti transaksi dengan uang digital. Misalnya, lewat aplikasi digital Pay Pal, Go Pay, Apple Pay, dan Google Pay. “Makin banyak orang belanja melalui Tokopedia, Shopee,” lanjut Denny.

Menurut Denny, tren serupa juga terjadi di dunia media. Berita pada koran cetak paling cepat hanya bisa di-update per hari. Padahal di era digital ini, update berita bahkan terjadi dalam hitungan detik. Tuntutan ini tak bisa lagi ditampung di koran cetak yang terbit harian.

Ditambahkan oleh Denny, pandemi Covid-19 telah mempercepat hadirnya masyarakat tanpa kertas atau “paperless society.” Hal ini karena saat pandemi, publik menghindari kontak fisik untuk menghindari penularan virus.

BACA JUGA :   Olah TKP Kasus Penemuan Mayat Perempuan di Tangsel, Polisi Temukan Luka Memar di Bagian Leher
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Verified by MonsterInsights