Mitos Jalan Pengantin Ali Ciracas Jaktim, Calon Pengantin Dilarang Lewat Di Jalan Ini

  • Bagikan

DimensiNews.co.id. JAKARTA – Jika Anda sudah bertunangan, apalagi akan segera menikah, jangan sekali-kali coba melintas di Jalan Pengantin Ali, Ciracas, Jakarta Timur bersama calon pasangan Anda. Konon, jika calon pasangan pengantin tetap nekat melintas di jalan angker yang merentang sejauh 2 Kilometer dan menghubungkan antara Jalan Centex dengan Jalan Ciracas Raya, Jakarta Timur,boleh percaya boleh tidak, katanya mereka akan terkena musibah. Benarkah?.

Menurut warga, mitos keangkeran Jalan Pengantin Ali, konon tidak bisa dipisahkan dari kejadian tragis di sekitar lokasi kejadian, pada  tahun 1940-an lalu. Kala Itu, warga setempat tengah mengiringi rombongan pengantin Ali dan Ema. Ketika rombonbgan melintasi jembatan, yang berada di atas Sungai Cipinang, konon tandu yang mengusung pengantin wanita oleng. Akibatnya, pengantin wanita terlempar  dan hanyut di sungai.

BACA JUGA :   Sambut Kepulangan Jemaah di Asrama Haji Cipondoh, Sachrudin: Terimakasih Telah Menginspirasi Kami

Melihat kejadian itu, Ali, si mempelai pria tidak tinggal diam dan langsung terjun ke sungai untuk menyelamatkan istrinya. Namun tadkir berkata lain,  karena kedua mempelai akhirnya justru sama-sama hilang ditelan arus sungai. Warga yang melakukan pencarian, ternyata tidak pernah menemukan jasad kedua pengantin tersebut.

“Cerita orang-orang tua dulu sih kayak gitu. Tapi, meski gak ketemu, gak lama kemudian, warga dikejutkan dengan munculnya dua batu di tempat hilangnya kedua pengantin tersebut,” ujar Ibu Rohayah, sesepuh jalan Pengantin Ali. Dilanjutkannya, warga meyakini, kedua batu itu merupakan jelmaan jasad Ali dan Ema yang hlang. “Hingga sekarang, cerita tragis pasangan pengantin Ali Dan Ema, gak pernah bisa dilepaskan dari misteri Jalan Pengantin Ali,” imbuhnya.

BACA JUGA :   Sambut Asean Games 2018 Kecamatan Kembangan Terus Percantik Wilayah dengan Lukisan Mural 

Dari cerita itulah, masyarakat, khususnya warga asli Jalan Pengantin Ali percaya akan mitos larangan  pasangan  pengantin melintas di lokasi, atau menggelar resepsi. Kalaupun tetap ingin menggelar resepsi, maka harus digelar di tempat lain, agar kedua pengantin tidak mengalami celaka.“Kalau orang asli sini mah masih percaya. Tapi kalau pendatang sih kayaknya gak. Ya, terserah  aja sih. Namanya juga  mitos,” ungkap Khodijah, warga Asli Jalan Pangeran Ali. (BS)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Verified by MonsterInsights