RSUD Kota Tangerang Berkomitmen Untuk Melaksanakan Penanganan Stunting

  • Bagikan

KOTA TANGERANG – Pelayanan kesehatan untuk anak meliputi pelayanan poli klinik anak dan poli klinik gizi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tangerang membuka sejumlah pelayanan kesehatan untuk anak demi mengurangi angka Stunting di Kota Tangerang.

Dr Siti Nila Wardani S.Sp.A Dokter Anak di poli klinik anak RSUD Kota Tangerang, mengatakan, dalam mengatasi persoalan Stunting pada anak di Kota Tangerang. fasilitas pelayanan kesehatan yang sangat komprehensif tersebut bisa membantu masyarakat

“Fasilitas yang dimiliki oleh RSUD Kota Tangerang membantu masyarakat untuk pencegahan Stunting, dan gangguan tumbuh kembang bisa diintervensi,” kata Dr Siti saat ditemui di RSUD Kota Tangerang, Kamis (1/9/2022).

Adapun bentuk pelayanan yang dilakukan oleh RSUD Kota Tangerang melalui pemeriksaan ulang serta pembinaan nutrisi yang sesuai, dimulai dari tinggi badan, berat badan yang kemungkinan Stunting atau tidak. juga melakukan cek laboratorium jika misalnya anak tersebut alami anemia, serta cek apakah ada penyakit lainnya.paparnya.

Stunting sendiri adalah gangguan pertumbuhan anak yang tidak bisa mencapai pertumbuhan yang normal, tinggi badan dan berat badan tidak sesuai dengan normal yang terganggu yang berawal dari kurangnya nutrisi gizi, Stunting dapat ditandai dari tinggi badan per umurnya tidak sesuai standar WHO, yaitu dibawah -2.

BACA JUGA :   Paripurna HUT Kota Tangerang, Pj Walikota Ajak Semua Pihak Perkuat Kolaborasi

“Hal ini disebabkan karena gangguan nutrisi, sehingga anak tersebut tidak bisa mencapai pertumbuhan yang normal serta tinggi badan dan berat badan tidak sesuai,” Ujarnya

RSUD Kota Tangerang bekerja sama dengan puskesmas dan posyandu yang dibantu oleh kader mendeteksi adanya Stunting anak dan kemudian dirujuk ke RSUD Kota Tangerang .

Dalam pengontrolan dari pihak RSUD Kota Tangerang, pemeriksaan yang dilakukan dengan pemeriksaan secara intensif apakah ada penyakit akan diobservasi.

Pelayanan poli anak juga memberikan pelayanan untuk kasus Stunting dan gizi buruk. Dalam mengatasi persoalan gizi buruk, petugas poli akan melakukan assessment untuk mengetahui status gizi buruk.

“Lalu melakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan terkait, dan penunjang lainnya, sehingga kita dapat mengidentifikasi faktor risiko pasien gizi buruk,” Tambahnya.

Pihaknya juga akan melakukan intervensi untuk menangani pasien tersebut. Intervensi berupa pemberian pelayanan nutrisi dan medis.

“Medisnya bisa diintervensi, dan nutrisi juga diintervensi seperti memberikan kalori untuk menangani gizi buruk,” imbuhnya.

Sementara itu dr Anak Agung Eka Widya S.Sp.Gk selaku dokter Gizi RSUD Kota Tangerang menjelaskan Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Kata Dr Anak Agung

BACA JUGA :   Bongkar Muat Dijalan Depan Gren Sedayu Palm Berjalan Aman, Warga Sebut Dishub Jakbar Tak Berani Sentuh

RSUD saat ini sedang Fokus di salah satu pencegahan Stunting. Upaya ini bertujuan agar anak-anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global.

“Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan Stunting, yaitu perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih”, tutur nya

Seringkali masalah-masalah non kesehatan menjadi akar dari masalah Stunting, baik itu masalah ekonomi, politik, sosial, budaya, kemiskinan, kurangnya pemberdayaan perempuan, serta masalah degradasi lingkungan. Karena itu, ditegaskan oleh dr Anak Agung hal ini membutuhkan peran semua sektor dan tatanan masyarakat.

“Masalah Stunting dipengaruhi oleh rendahnya akses terhadap makanan dari segi jumlah dan kualitas gizi, serta seringkali tidak beragam,”jelasnya.

“Dalam satu porsi makan, setengah piring diisi oleh sayur dan buah, setengahnya lagi diisi dengan sumber protein (baik nabati maupun hewani) dengan proporsi lebih banyak daripada karbohidrat,”paparnya.

Stunting juga dipengaruhi aspek perilaku, terutama pada pola asuh yang kurang baik dalam praktek pemberian makan bagi bayi dan Balita.

BACA JUGA :   Wujudkan Sport Tourism, Pemkot Gelar Kejuaraan Silat Nasional

“Pencegahan secara dini dimulai dari edukasi tentang kesehatan Reproduksi dan gizi bagi remaja sebagai cikal bakal keluarga, hingga para calon ibu memahami pentingnya memenuhi kebutuhan gizi saat hamil dan stimulasi bagi janin, serta memeriksakan kandungan empat kali selama kehamilan,” tambahnya.

“Pola asuh dan status gizi sangat dipengaruhi oleh pemahaman orang tua (seorang ibu) maka, dalam mengatur kesehatan dan gizi di keluarganya. Karena itu, edukasi diperlukan agar dapat mengubah perilaku yang bisa mengarahkan pada peningkatan kesehatan gizi ibu dan anaknya”, tutupnya.

Rachmi petugas Puskesmas Cibodas Sari selaku pendamping salah satu anak terkena Stunting mengatakan, bahwa data anak yang mengalami Stunting diperoleh dari posyandu dan didata melalui Dinas Kesehatan, lalu merujuk kepada Rumah Sakit.

“Kami mendapatkan data anak yang mengalami Stunting dari posyandu, kemudian dilaporkan ke Dinas Kesehatan setelah itu merujuk ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan,” tandasnya

Ditempat lain, Direktur RSUD Kota Tangerang, dr. O.U Taty Damayanti menyampaikan bahwa RSUD Kota Tangerang berkomitmen untuk melaksanakan penanganan Stunting bersama Puskesmas, Klinik swasta, kader posyandu, di bawah bimbingan Dinas Kesehatan Kota Tangerang

Penulis: AbdulEditor: Hery Lubis
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Verified by MonsterInsights