Soal Hilangnya Hewan Ternak Warga di Tapsel, Hasil Analisa Tim Diduga Dimakan Harimau

  • Bagikan

TAPSEL SUMUT – Tim yang terdiri dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut,Bhabinkamtibmas Angkola Timut serta pegawai dari Kecamatan Angkola Timur bersama Kepala Desa Lantosan Rogas dibantu masyarakat tangani konflik akan hilangnya ternak warga yang diduga dimangsa binatang buas.

Melalui keterangan tertulisnya kepada awak media, Jum’at (03/03/2023) Camat Angkola Timur Cos Riady Siregar menyampaikan “tim sudah menindaklanjuti konflik atas hilangnya ternak warga yakni 3 ekor sapi beberapa waktu lalu.

“Tentu atas nama Pemerintahan secara resmi hal ini juga sudah saya sampaikan kepada Bupati Tapanuli Selatan Dolly Pasaribu bahwa tim sudah melaksanakan kegiatan penanganan konflik satwa Harimau Sumatera dengan manusia,”bebernya.

Dimana pada Kamis (02/03/2023) yang bertempat di Desa Lantosan Rogas, Kecamatan Angkola Timur, Kabupaten Tapsel bahwa tim baik dari BBKSDA, Kepolisian, Kecamatan, Desa dan masyarakat  melaksanakan penanganan konflik tersebut.ujar Cos.

Lebih lanjutnya ia menjelaskan,tim melakukan pemantauan dan pengamatan, serta pengumpulan informasi dari masyarakat terkait kronologis kejadian dan tim juga melakukan pengamatan lapangan Secara langsung bahkan sosialisasi dan memberikan himbauan kepada masyarakat.

BACA JUGA :   380 Personel Gabungan Siap Amankan Pelantikan Kepala Negara

“Adapun yang ditemukan dalam kegiatan ini yaitu, 1/2 badan bangkai sapi yang membusuk berada di sungai,1 tulang badan bagian belakang sapi ,1 Tulang Kaki belakang sapi, 1 tulang paha sapi isi perut sapi yang sudah berbelatung di 1 titik.Bahkan selain itu ditemukan juga jejak yang diduga Harimau Sumatera (HS) Dewasa di 3 titik dan jejak anakan HS di 1 titik dengan jarak sekitar lebih kurang 10 meter dari jejak HS Dewasa. Bahkan 1 lokasi yang diduga menjadi tempat pengintaian dan penerjangan sapi oleh HS juga ditemukan,”tambahnya.

Maka dari itu kata dia, tim menyampaikan pesan Kamtibmas kepada masyarakat agar untuk tidak menggembalakan ternak secara dilepas (liar), tidak menggembalakan ternak ke arah lokasi kejadian.

“Bilamana harus beraktivitas di kebun maupun di sawah yang berdekatan dengan TKP, kiranya agar masyarakat yang melakukan aktivitas secara berkelompok minimal 5 orang serta melakukan aktivitas di luar perkampungan dari jam 10.00 WIB s/d 16.00 WIB,’ harapnya.

BACA JUGA :   Panglima TNI Silaturahmi Ke Pengajian Kliwonan Kanzus Sholawat Habib Luthfi Bin Yahya di Pekalongan

Adapun kesimpulan sementara yang disampaikan tim melalai hasil kegiatan yang sudah dilaksanakan antara lain diduga ada 2 individu Harimau Sumatera (HS) yakni dewasa dan anakan.Tidak ditemukan jejak baru pada tanggal 02/03/2023.

Kondisi Lokasi Kejadian sudah ada bekas bakaran yang dilakukan oleh masyarakat pada tanggal 01/03/2023.Tutupan lahan lokasi kejadian berupa padang rumput terbuka, persawahan, karet, sawit muda dan Hutan Kecil.Masyarakat sudah berhenti dan enggan untuk beraktivitas ke kebun dan sawah dari tanggal 29/03/2023.Jarak dari perkampungan ke TKP Lebih kurang 3 KM.

Cos Riady menerangkan untuk tindak lanjut berikutnya, Tim BBKSDA akan melakukan Update data lebih lanjut lokasi konflik dan keberadaan satwa HS (Harimau Sumatera) dan sejak 3 Maret hingga 6 Maret 2023 akan dilakukan penanganan Konflik oleh Tim Mitigasi Konflik Satwa HS dengan manusia bersama BBKSDA SUMUT.

Sebelumnya pada Senin (27/02/2023) lalu Ansor harahap (pemilik) dan Kaya Nasution (penggembala) menemukan bahwa hewan ternak sapi miliknya  diduga 3 ekor hilang.

BACA JUGA :   Mantan Kades Tak Kembalikan Kendaraan Dinas BPKAD Halteng Aset Pemda Tidak Boleh Diakui

Keesokan harinya Selasa (28/02/2023), pemilik sapi bersama masyarakat mengecek kembali ke lokasi penggembalaan dan menemukan 3 bangkai potongan tubuh sapi serta  menemukan 2 jejak yang diduga jejak HS (Harimau Sumatera).

Selanjutnya pada Rabu  (01/03/2023), masyarakat melakukan pembakaran ilalang disekitar lokasi Konflik dan ditemukan 1 jejak baru yang diduga jejak Harimau Sumatera (HS).

Hingga pada pukul 16.00 WIB perangkat Desa Lantosan Rogas Muslimin Siregar memberikan informasi tentang kejadian tersebut dan kemudian kami berkoordinasi dengan Kapolsek serta BBKSDA Sumut, dengan hasil Koordinasi untuk berangkat ke TKP pada Kamis (02/03/2023),” tutupnya.

Adapun tim yang terlibat dalam melaksanakan konflik ini antara lain dari BBKSDA Sumut (Dany Sitanggang, Martono Gurusinga, Ambet P. Harianja), Pawang HS (Habibuddin Siregar), 

Bhabinkamtibmas Angkola Timur (AIPTU Anwar Sadat Harahap)Pegawai Kecamatan Angkola Timur (Hendra Gunawan Siregar), Kepala Desa Lantosan Rogas (Fendi Nasution) serta beberapa masyarakat lainnya. (AML)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Verified by MonsterInsights