Melihat Sisi Positif Cerita Dongeng Bagi Anak

  • Bagikan

JAKARTA – Bercerita dan mendongeng tidak hanya sebagai alat untuk menyebarkan pengetahuan, tetapi juga sarana untuk menanamkan kecintaan belajar seumur hidup pada anak. Hal itu dikatakan Sekjen SATUPENA, Dr. Satrio Arismunandar.

Satrio Arismunandar mengomentari diskusi bertema Dongeng Anti Boring Bersama Paman Gery. Diskusi di Jakarta, Kamis malam, 30 November 2023 itu diadakan oleh Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA, yang diketuai penulis senior Denny JA.

Diskusi yang dikomentari Satrio Arismunandar itu menghadirkan pembicara pendongeng Paman Gery atau Gery Saleh Melawadi. Diskusi itu dipandu oleh Amelia Fitriani dan Anick HT.

Menurut Satrio, pendidik sering kali menggabungkan bercerita ke dalam berbagai strategi pengajaran, termasuk sesi membaca dengan lantang, bercerita interaktif, dan kegiatan menulis kreatif.

BACA JUGA :   Kepedulian Terhadap Sungai Cisadane, Aktivis Lingkungan Adakan Upacara Bendera di Gunung Sampah

“Dongeng itu bisa mendorong kecintaan untuk belajar,” tegas mantan dosen Ilmu Komunikasi FISIP ini, yang juga pernah mengajar sebagai guru matematika di SMA Al Irsyad.

“Cerita yang menarik dan menyenangkan menciptakan hubungan positif dengan pembelajaran. Anak-anak yang menemukan kegembiraan dalam mendongeng kemungkinan besar akan mengembangkan kecintaannya pada membaca dan belajar secara umum,” ujar Satrio.

Ditambahkan oleh doktor filsafat dari UI ini, bercerita memainkan peran penting dalam pendidikan anak-anak. Hal itu berkontribusi terhadap perkembangan kognitif, emosional, dan sosial mereka.

Kata Satrio, ada beberapa manfaat dari mendongeng bagi anak-anak dalam pendidikan. Salah satunya adalah perkembangan bahasa. Paparan cerita membantu anak-anak mengembangkan keterampilan bahasa mereka.

BACA JUGA :   Aktivis Anti Korupsi Jambi Desak KPK Untuk Periksa Gubernur Dan Ketua DPRD Jambi

“Mereka mempelajari kata-kata baru, struktur kalimat, dan kosa kata dalam konteks. Mendengarkan cerita juga meningkatkan pemahaman dan keterampilan komunikasi mereka,” tutur Satrio.

Selain itu, bercerita merangsang perkembangan kognitif dengan melibatkan imajinasi anak-anak. “Ini mendorong pemikiran kritis ketika anak-anak membuat prediksi, menganalisis karakter dan alur cerita, dan menarik hubungan antar peristiwa,” lanjutnya.

Ditambah lagi, dongeng sering kali menyampaikan nilai-nilai budaya, tradisi, dan perspektif yang beragam. “Paparan berbagai cerita membantu anak-anak memahami dan menghargai budaya yang berbeda, menumbuhkan kesadaran budaya dan empati,” ucap Satrio.

Perkembangan moral dan etika juga penting. “Banyak cerita yang memuat pelajaran moral dan dilema etika. Melalui pengalaman dan pilihan karakter, anak belajar tentang benar dan salah, empati, dan konsekuensi tindakan,” sambung Satrio.

BACA JUGA :   Dedy-Dayat Dapat Nomor Urut Satu, Pendukung Riuh Bersholawat

“Cerita memberikan ruang aman bagi anak untuk mengeksplorasi dan memahami emosi. Perasaan dan pengalaman karakter membantu anak-anak mengidentifikasi dan mengekspresikan emosi mereka sendiri, meningkatkan kecerdasan dan ketahanan emosional,” jelasnya.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

error: Content is protected !!
Verified by MonsterInsights