DimensiNews.co.id BONDOWOSO – Seiring viralnya cerita horor KKN di Desa Penari, muncul cerita tentang sosok misterius bernama Badarawuhi.
Ya, selain sosok Bima dan Ayu yang menjadi pemeran utama, sekaligus yang mendapat kutukan hingga meninggal dunia, keberadaan sosok Badarawuhi yang misterius sebagai penguasa hutan tempat KKN berlangsung, juga tak kalah menariknya.
Namun, sebelum cerita horor KKN di Desa Penari ini muncul, Badarawuhi bukanlah sosok terkenal hingga tak banyak pihak yang mengetahui keberadaannya.
Barulah pasca kisah KKN berpayung misteri ini viral, Badarawuhi menjadi sosok misteri lainnya, yang coba dikuak keberadaanya oleh banyak orang. Tak terkecuali oleh praktisi spiritual asal Jogjakarta Hari Hao.
“Badarawuhi ini sosok perempuan cantik dan pandai menari. Namun dia adalah siluman berwujud setengah manusia dan setengah ular. Dia yang menjadi sosok sentral di balik cerita misterius KKN di Desa Penari.
Sosoknya memang ada, cuma berbentuk jin. Dia penguasa hutan di Kampung Penari,” ungkap Hari.
Sosok Badarawuhi menjadi misteri, lantaran di desa dimana Bima dkk melaksanakan KKN,ternyata penduduk desa juga tidak berani menyebutkan langsung nama penguasa hutan Desa Penari ini.
Konon, ia adalah salah satu pemilik sinden atau tempat mandi para penari di hutan tersebut. Sosok Badarawuhi yang berwujud wanita cantik bertubuh ular, diperkuat kesaksian para psikolog Mbah Mijan, yang sempat menerawang dengan cara masuk ke dimensi gaib, di mana sosok misterius tersebut berada.
“Menurut hasil penerawangan, Badarawuhi ini memang siluman penunggu hutan Desa Penari. Cantik dan selalu berpenampilan layaknya penari. Berkebaya hijau, berkain jarik, berselendang, serta melengkapi penampilannya dengan liontin besar dan juga tusuk konde emas,” ungkap Mbah Mijan, sdalam tayangan sebuah acara infotainment.
Dan konon, Badarawuhi sangat murka, setelah kesucian sinden atau tempat mandi para penari miliknya yang sangat dikeramatkan dan tidak boleh dimasuki oleh manusia, justru dikotori oleh Bima dan Ayu, dua dari beberapa mahasiswa yang terlibat KKN di Desa Penari.
Akibatnya, Badarawuhi pun mengutuk mereka berdua. Ayu pun diharuskan menjadi seorang penari guna menggantikan posisinya, sementara Bima harus mengawini Badarawuhiyang kemudian melahirkan ribuan anak yang berwujud ular. Tragisnya, diujung cerita disebutkan Ayu dan Bima akhirnya meninggal dunia. (DN)