Pasca Dikubur Hidup-hidup Selama 5 Hari 5 Malam, Rumah Mbah Pani Ramai Dikunjungi Warga

  • Bagikan

DimensiNews.co.id PATI – Sosok Mbah Pani (63), warga Desa Bendar Rt 3 Rw 1 Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, pekan-pekan ini tengah menjadi viral di dunia maya. Pasalnya, mengulangi ritualnya sejak 28 tahun lalu, Mbah Pani setiap memasuki Bulan Suro selalu melakukan ritual ekstrim Tapa Pendem.

Dalam ritual yang konon merupakan tradisi kejawen ini, Si Mbah yang dikenal sebagai pemain ketoprak, dikafani, dan dikubur layaknya jenazah sungguhan selama 5 hari 5 malam, dari mulai senin (16/9) hingga Jumat (20/9) malam. Ia dikubur di liang lahat yang memiliki kedalaman 3 meter, panjang 2 meter, dan lebar 1,5 meter, yang hanya dilengkapi lubang untuk bernapas.

“Soal apa tujuan sari ritual ini saya belum tahu. Tapi yang pastinya ini bukan untuk kali pertama di mbah melakukan Tapa Pendem. Kalau tidak salah ini sudah yang kesepuluh sejak pertama kali si Mbah melakukannya pada tahun 1990,” ujar Sutoyo, aparat desa setempat yang menyaksikan langsung prosesi Tapa Pendem Mbah Pani.

BACA JUGA :   Ahli Waris Aparatur Desa di Nagan Raya Terima Santunan Kematian Rp 126 Juta dari BPJAMSOSTEK

Ditambahkan, dalam ritual Mbah Pani memang diperlakukan layaknya jenazah yang akan dimakamkan. Ia dikafani dan juga disediakan aneka kelengkapan pemakaman, seperti bunga 7 rupa. Hanya saja, sebagai sebuah ritual, tidak ada prosesi azan di ritual Topo Pendem. “Hal ini atas permintaan si Mbah dan dilakukan agar ritual ini tidak sepenuhnya seperti proses penguburan jenazah pada umumnya. Dan selama proses ritual berlangsung hanya pihak keluarga dan tokoh masyarakat yang diperkenankan masuk ke dalam rumah,” imnuh Sutoyo.

Setelah 5 hari 5 malam dikubur, Jumat (20/9) selepas maghrib, ritual Topo Pendem Mbah Pani pun berakhir. Keluarga yang dibantu para tetangga, langsung melakukan pembongkaran makam. Saat papan penutup makam dibuka, Mbah Pani terlihat masih dalam kondisi terbaring menghadap kiblat. Ia tampak pucat dan lemas.

BACA JUGA :   Ginka Ginting: AMAN Indonesia Fokus Terhadap Persatuan Bangsa dan Pemulihan Ekonomi Nasional

Hasil pemeriksaan tim kesehatan mendapati, kondisi Mbah Pani secara umum dinyatakan sehat. Ia mengalami pucat dan lemas, sebagai dampak dari tidak makan dan minum selama 5 hari 5 malam berturut-turut. “Alhamdulillah secara umum kondisi si mbah sehat. Ia hanya lemas karena kurang asupan makanan dan minuman,” ujar Hardi Widiyono, dari tim kesehatan.

Selepas bangkit dari kubur, rumah Mbah Pani pun ramai dikunjungi warga. Kedatangan mereka pastinya dilatarbelakangi berbagai tujuan. Mulai dari ingin melihat Kondisi si mbah, hingga mengharap berkah.

Terlepas dari latar ritual Tapa Pendem yang merupakan tradisi budaya, namun tidak sedikit netizen yang mempertanyakan tujuan Mbah Pani melakukan aksinya ini. “Memang buat masyarakat awam mungkin sulit menerima ritual ini. Tapi tidak bagi mereka-mereka yang memang biasa melakukannya seperti Mbah Pani. Dulu, Tapa Pendem ini merupakan ritual para pertapa untuk mengasah ilmu, khususnya ilmu kebathinan mereka sehingga mereka bisa berdialog dengan dunia lain,” ujar Imam Suroso, Tokoh Spiritual Pati. (DN)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

error: Content is protected !!
Verified by MonsterInsights