![](http://www.dimensinews.co.id/wp-content/uploads/2018/01/11896425_152892065049668_4989669302357579722_o-e1515363159105.jpg)
DimensiNews.co.id – HALMAHERA TENGAH.
Sejumlah dewan guru kepada media ini, Sabtu (06/01/2018) membeberkan sikap mantan kepala sekolah SMK Negeri 2 Halteng Irwan Sergi terkait dengan pengelolaan keuangan selama satu periode di SMK Negeri 2 Halteng. “Ternyata yang disampaikan banyak sekali Irwan Sergi menyalagunakan dana yang diperuntukkan sekolah ini,” ujar mereka saat berbincang dengan wartawan media ini di SMK Negeri 2 Halteng akhir pekan kemarin.
Diantaranya, kata mereka, taman sekolah yang dibangun menggunakan uang Osis senilai Rp 850.000, akan tetapi Irwan Sergi memasukan ke dalam dana BoS. “Sejauh ini tidak ada transparansi Irwan Sergi dalam pengelolaan keuangan, lihat saja pekerjaan pagar sekolah itu hasil sumbangsi orang tua siswa tapi kenyataan di lapangan, Irwan Sergi memberitahukan ke Hasan Musa Kepsek yang baru di Plt kan menggunakan dana BoS,” beber mereka (para guru-red).
Mereka juga mengatakan, bahwa sampai sekarang anggaran semester ganjil 2017-2018 tidak dicairkan oleh mantan Kepsek irwan sergi, sejumlah guru juga mengaku setiap rapat pasti berkelahi ketika para guru menanyakan penggunaan dana BoS itu, Irwan Sergi bahkan mengatakan kepada para guru, bahwa itu bukan tupoksi guru-guru nanti satu kali saat kalian jadi pemimpin baru akan tau,” kata mereka mengikuti perkataan Irwan Sergi.
Selain itu, uang Komite dijadikan sebagai belanja transportasi, pulsa telepon dan data oleh mantan kepsek Irwan Sergi, hal itu disampaikan bendahara Komite Diana Soleman.
Tak hanya itu, Pasir pelesteran pembuatan asrama yang dibeli oleh dewan guru, namun di dalam laporan, mantan Kepsek alasan dibeli dengan dana BoS.
Mantan Kepsek juga memungut biaya ke siswa sebanyak Rp 3.300.000 untuk pembuatan lapangan Badminton. “Namun lapangan saja tidak dibuat sampai saat ini,” beber sejumlah guru.
Selain itu juga, Irwan Seri juga malas bertugas, selama 4 bulan tidak masuk sekolah, meskipun datang hanya 2 sampai 3 hari saja langsung kembali di Desa Lola Kecamatan Oba, Kota Tidore kepulauan dengan alasan urusan dinas. Ironisnya lagi, dana bantuan dari WBN senilai 145 juta tahun 2015 yang bersumber dari CSR PT Weda Bay Nikel tidak dapat dipertanggungjawabkan oleh Irwan Sergi dan hingga kini dana bantuan itu diberikan dengan tujuan membayar guru produktif pertambangan, guru komputer selama 1 tahun, uang bbm, perbaikam lab komputer, koperasi 7 juta. Biaya honor guru produktif kesehatan tidak bayar selama 1 tahun alias sampai sekarang. Honor itu sesuai pengakuan bersama senilai Rp 750.000 tetapi kenyataannya dibayar bendahara hanya Rp 500.000, itupun hanya sebulan. (Ode)