Aris Santoso”Pendamping Jokowi Di 2019 Ideal Dari Kalangan Militer

  • Bagikan

DimensiNews co.id JAKARTA – Menjelang memasuki tahun politik pilpres 2019 termasuk mencari pasangan capres dan cawapres mulai hangat di perbincangkan di kalangan partai politik ataupun media masa di indoneaia saat ini.

Salah satunya isu calon pendamping jokowi cawapres dari kalangan militer juga menjadi topik perbincangan masyarakat luas.

Ketua umum joman Imanuel Ebenezer mengatakan, sosok pendamping Jokowi pada Pilpres 2019 tidak mempermasalahkan dari kalangan militer atau non militer.

“Yang Terpenting kriteria untuk cawapres pendamping Joko Widodo harus ideal,kata Joman saat melakukan diskusi terbuka dengan Tema Mencari Sosok Pendamping Jokowi yang di gelar Relawan Jokowi Mania Nusantara di Resto Bumbu Desa Cikini Jakarta Pusat. (26/01/2018)

BACA JUGA :   Jelang Nataru, Kapolres Batu Cek Harga Sembako dan Meminta Masyarakat Patuh Prokes Covid-19

“Ideal bagaimana?Menurut Joman, Sosok yang ideal menurut kami adalah tidak memiliki masalah hukum, apalagi tersangkut masalah korupsi dan wajib mempunyai totalitas dan loyalitas”ujarnya.

Sementara itu Pengamat Militer Aris Santoso juga mengatakan, Untuk menghadapi politik dan kekisruhan dalam negeri saat ini di butuhkan sosok pemimpin dari militer. Begitu pula untuk sosok Cawapres pendamping Jokowi dalam Pilpres 2019 mendatang.

“Menurut saya sosok militer bisa lebih di tonjolkan.karena menurutnya, bisa diandalkan untuk mengeliminir gerakan atau merepotkan masyarakat,” Kata Aris Santoso

Sosok Cawapres yang berkopeten untuk pendamping Jokowi dari kalangan militer juga banyak. Seperti Moeldoko mantan Panglima TNI, Tito Karnavian yang saat ini masih aktif sebagai Kapolri dan masih banyak lagi dari militer.

BACA JUGA :   Penguatan Pengelolaan Dana BOS, Diknas Tikep Gelar Bimtek Sehari

“Kapolri Tito Karnavian itu juga kompeten. Jabatan Tito itu masih lama. Jika tidak pensiun dini maka tidak ada regenerasi di Polri. Saya rasa untuk Tito harus ada tempat yang bagus. Salah satunya jadi Cawapres di 2019,” jelasnya.

Bahkan bisa juga Menteri di Kabinet Kerja yang latar belakangnya dari militer. Hal tersebut bisa terjadi, karena masih ada waktu satu tahun menuju Pilpres 2019.tutupnya.

Laporan Wartawan : Darsuli
Editor.                       : Red DN

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Verified by MonsterInsights