DimensiNews.co.id, Tangerang – Banjir yang menggenangi 294 titik di Kota Tangerang beberapa waktu lalu diharapkan menjadi perhatian bagi seluruh elemen masyarakat.
Selain terdapat pelanggaran dari segi tata ruang, minimnya koordinasi antara relawan juga disebut sebagai salah satu lambannya penanganan banjir yang sempat melumpuhkan Kota Tangerang.
“Ketika ada musibah itu pasti ada seluruh elemen yang turun, dan itu tidak bisa dipandang sebelah mata meskipun secara sarana dan prasarana mungkin tidak selengkap Pemkot mungkin tapi dalam bentuk pengalaman mereka memiliki pengalaman yang cukup,” tutur Tengku Iwan, Wakil Ketua DPRD Kota Tangerang kepada wartawan usai menggelar diskusi di Banksasuci, Rabu (22/1) kemarin.
Ia menilai, berdasarkan pengalamannya saat banjir beberapa waktu lalu, kurangnya koordinasi antara kelompok masyarakat dan lembaga yang berwenang kurang terjalin komunikasi yang baik, sehingga menimbulkan kendala yang seharusnya tidak perlu diperdebatkan.
“Kita waktu itu sudah membawa makanan dan siap diantar, walaupun tidak mengarah langsung namun ditolak dan dilarang oleh beberapa lembaga berwenang lantaran saat itu mereka hanya fokus di evakuasi, bukan makanan,” jelasnya.
Ia menilai beberapa program tanggap bencana yang telah berjalan di beberapa kelurahan yang ada di Kota Tangerang kurang berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
“Kita sih belum tau SOP nya seperti apa dalam penanganan bencana, tapi secara umum oke lah, tapi dalam penanganan juga masih bebelit, masih harus berselisih, masih harus menentukan keputusan yang lain,” jelasnya.
Dalam kasus tersebut, ia mencontohkan, saat malam bencana semua bantuan telah dapat disalurkan namun petugas yang dibantu beberapa relawan lembaga penyelamatan sudah dalam kondisi yang lelah, dan disini kami masih memiliki tenaga yang masih siap.
“Nah dengan koordinasi yang baik, kami dapat menggunakan perahu mereka untuk melakukan evakuasi di malam itu,” terangnya.
Hal senada juga diungkapkan Turidi Susanto, Wakil Ketua 1 DPRD Kota Tangerang, menurutnya saat ini penanganan pasca banjir hampir seluruh titik terjamah kendati terdapat beberapa titik yang sedikit terlambat dalam penanganan tersebut.
“Wilayah gondrong, Ketapang, dan Petir ada korban jiwa yang kurang terjamah, mungkin karna keterbatasan alat, dan kami akan membantu BPBD untuk menambah anggaran untuk menambah alat-alat yang dibutuhkan,” tukasnya.
Ia menilai, semua pihak yang terlibat, baik itu Lembaga Pemkot yang menyediakan petugas dan relawan harus menjalin komunikasi yang baik dengan beberapa kelompok masyarakat yang juga turun membantu masyarakat korban banjir.
“Pendataan oleh pihak kelurahan, pengobatan yang dilakukan pihak Puskesmas, inikan harus sejalan,” tukasnya.
Sementara itu Irman Puja Hendra Kepala BPDB Kota Tangerang menampik perihal kurangnya koordinasi antar lembaga dan elemen masyarakat dalam hal penanganan bencana banjir yang ada di Kota Tangerang.
“Mungkin karena titik banjir yang banyak, yaitu sekitar 294 yang sedikit menyulitkan kami di tengah keterbatasan tenaga yang kita punya,” tuturnya.(dul)