Akurat 99 Persen, Unair Klaim Alat Temuannya Bisa Deteksi Virus Corona dalam Hitungan Jam

  • Bagikan

DimensiNews.co.id, SURABAYA- Tak terkendalinya wabah virus corona membuat sejumlah negara bergerak cepat mencari solusi terbaik untuk mengatasi penyebaran virus tersebut.

Belum lama ini, Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, mengklaim telah menemukan alat pendeteksi atau reagen virus corona (2019-nCoV).

Menurut pihak Unair, penemuan ini hasil kerja sama pihak kampus dengan Universitas Kobe, Jepang yang memiliki relasi di Jerman dalam mengakses data dan gen virus corona dari bank virus.

Alat pendeteksi tersebut diklaim dapat mengindentifikasi pasien yang sudah positif mengidap virus corona dalam hitungan jam.

“Masyarakat yang ingin kepastian bisa memanfaatkan lembaga kami untuk mengonfirmasi ada atau tidaknya virus. Identifikasinya tidak lama, hanya dalam hitungan jam, tetapi mekanisme sudah sesuai dengan standar Badan Kesehatan Dunia WHO (World Health Organization),” ucap Rektor Unair Prof. Mohammad Nasih, Selasa (11/2/2020).

BACA JUGA :   Warga Miskin Dibantu Rp 110 Ribu per Hari Selama Tegal Lockdown

Nasih berharap, kedepannya pemerintah dapat mengembangkan riset lebih jauh soal penanganan dan pencegahan virus corona.

“Di Indonesia mau menemukan obatnya masih susah, karena kami belum mengetahui jenis mutasi virus ini,” imbuhnya.

Dengan menggunakan parameter ukur, Nasih juga mengklaim, alat pendeteksi hasil penemuan Unair ini memiliki keakuratan mencapai 99 persen.

“Jadi pemeriksaannya dari dahak, kalau memang hasilnya sama dengan parameter yang positif maka akan dilakukan penanganan khusus,” tukasnya.

Penanganan tersebut akan ditangani oleh tim khusus dan ketersediaan ruang isolasi di RS Unair dan RSUD Dr Soetomo Surabaya.

Bila ada suspect (terduga) bisa dibawa ke Unair dan yang dari RSUD dr Soetomo sebelumnya juga dibawa ke Unair, meskipun masih memiliki reagen yang lama.

BACA JUGA :   Popo Ali Sambut Baik Kunjungan Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten OKU Selatan

Reagen yang ditemukan Unair, juga telah dimiliki oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan. (red)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Verified by MonsterInsights