DimensiNews.co.id, Jakarta – Nyaris dua minggu sudah, aktor yang juga suami Bunga Citra Lestari (BCL), menikmati istirahat panjangnya. Namun, cerita tentang sosok ayah dari Noah Sinclair ini, ternyata masih merentang panjang. Maklum saja, di balik kesuksesan yang telah diraihnya di jagad hiburan tanah air, ternyata ada banyak cerita menarik terkait perjalanan hidup dan juga karir aktor asal Malaysia, yang berpulang pada usia 40 tahun karena serangan jantung, pada 18 Februari lalu.
Ya, semasa tinggal di negeri asalnya, Ashraf yang lahir dari ayah asal Inggris dan ibu Malaysia, ternyata pernah melakoni pekerjaan sebagai pelayan restoran dan juga figuran. “Saya harus rela tampil sekilas di depan kamera dengan bayaran hanya beberapa ratus ringgit. Namun pengalaman menjadi figuran, membuat saya tahan banting dalam menjalani karir di dunia akting, khususnya di Indonesia,” ujar Ashraf saat berbincang-bincang dengan awak media, sebelum meninggal dunia.
Seiring dengan kesuksesan karirnya, lewat beberapa film layar lebar dan juga sinetron yang dibintanginya, pundi-pundi Ashraf pun mulai padat terisi. Dan berbekal pengalaman berbisnis semasa kuliah, Ashraf lantas melirik dunia bisnis di tanah air. Lucunya, investasi pertamanya justru menyasar peternakan Lele. “Saya melihat banyak warung-warung Pecel Lele dan juga kegemaran masyarakat Indonesia mengonsumsi ikan gurih tersebut. Akhirnya saya pun tertarik menanamkan mosal di peternakan Lele,” ungkapnya sambil tertawa.
Namun naas, belum lagi panen, musibah datang. Peternakan Lele tersebut dilanda banjir, sehingga bibit Lele dan juga Lele yang siap panen, hanyut terbawa banjir. “Ujung-ujungnya, Lele di peternakan saya semua hanyut terbawa banjir. Modal saya sama sekali tidak balik satu rupiah pun,” tuturnya.
Toh, kegagalan ini tak lantas membuat Ashraf patah arang. Ia pun kemudian mendirikan restoran Sunda dan juga Korea, di sebuah mal di Jakarta yang baru beroperasi. Namun lagi-lagi naas menimpa aktor bernama lengkap Ashraf Danil Muhammad Sinclair tersebut. Mal tersebut ternyata sepi pengunjung sehingga restoran Sunda dan Korea milki Ashraf juga ikut sepi pelanggan, hingga akhirnya terpaksa ditutup lantaran merugi terus menerus. “Yang tersisa cuma kompor, perabotan dapur, piring, dan juga bangku dan kursi,” jelas Ashraf lagi-lagi sambil tertawa, mengenang awal bisnisnya yang jeblok di Indonesia.(ccp)