DimensiNews.co.id HALMAHERA TENGAH – Dalam rangka mempermudah akses transportasi darat maupun udara di Provinsi Maluku Utara khususnya Kabupaten Halmahera Tengah. Pemkab Halteng mengusulkan anggaran pembangunan bandara Weda sebesar 20 milyar dan mendapat respon baik dari Pemerintah Pusat melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Untuk itu, pembangunan bandara Weda sebesar 20 milyar yang bersumber dari ABPN itu akan dilanjutkan kembali. Hal ini disampaikan Wakil Bupati Kabupaten Halmahera Tengah Abd. Rahim Odeyani, SH, MH melalui releasenya setelah usai menghadiri undangan dari Biro Perencanaan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia yang berlangsung di Hotel Bogor Icon Kamis, (22/02/2018).
Pembahasan pembangunan landasan pacu bandara weda kata Wabup, sebesar 20 milyar oleh Kemenhub tersebut dapat direstui juga oleh Bupati Halteng Drs Edi Langkara MH, sebab usulan pembangunan bandara Weda tersebut masuk pada satuan kerja (Satker) bandara Kao,” jelasnya.
Dihadapan Direktur Bandara Udara dan Biro Perencanaan Kebandaran dengan tegas menyatakan bahwa pembahasan satua dua Kemenhub menyetujui 20 milyar untuk pembangunan bandara Weda,” ujarnya.
Selain itu, Pemkab Halteng pun bersedia untuk menyiapkan anggaran pada APBD Perubahan 2018 untuk mendorong percepatan pembagunan sisi darat bandara udara Weda yang mulai dari jalan masuk ke bandara, dan pembangunan ruang tunggu.
Wabup juga memberikan gambaran dihadapan Direktur Bandara Udara dan Biro Perencanaan Kebandaran bahwa, secara geografis Kabupaten Halmahera Tengah berada di titik yang sangat strategis, dan titik starategis itu dikarenakan berdekatan dengan sebagian wilayah Halmahera Selatan, dan sebagian wilayah Kota Tidore Kepulauan. Sehingga pembangunan bandara Weda sangat penting untuk dibangun demi untuk melayani masyarakat dengan cepat dalam bidang perhubungan udara,” pintahnya.
Selain itu juga Kabupaten Halmahera Tengah juga berada pada daerah yang sangat strategis karena berdekatan dengan daerah raja ampat yang memiliki potensi wisata yang sudah mendunia.
Ketika wisatawan lokal dan wisatawan asing mau ke raja ampat via sorong memakan biaya yang cukup besar bisa memakan biaya 3 juta sampai dengan 5 juta rupiah dibandingkan dari weda ke raja ampat yang hanya membutuhkan biaya Rp 1 sampai 2 juta.
Selain itu, Wakil Bupati juga menyampaikan kepada Direktur Bandara Udara dan Biro Perencanaan Kebandaraan Kemenhub bahwa, bandara yang ada di Kota Ternate tidak menjamin keberlangsungan aktifitas masyarakat Provinsi Maluku Utara, karena kita tahu semua Pulau Ternate memiliki gunung berapi sehingga diwaktu waktu tertentu terjadi letusan, sehingga sangat berpengaruh terhadap aktifitas bandara. Bandara Weda adalah solusi untuk melayani penerbangan yang ada di Provinsi Maluku Utara.
Lanjutnya,”Bayangkan saja ketika terjadi letusan gunung gamalama (ternate) masyarakat maluku utara harus ke manado untuk melanjutkan penerbangan melalui jalur laut, ini sangat berpengaruh terhadap biaya tinggi Ke Manado biaya besar Rp. 500.000 sampai dengan 1 juta rupiah, sementara kalau dari Ternate, Tidore, Halbar dan Sofifi ke weda cuman butuh biaya Rp. 250.000,” tegasnya.
Hadir dalan pertemuan tersebut dari kementerian Perhubungan yakni Direktur bandara udara dan biro perencanaan kebandaraan. Sementara dari pemda Halmahera Tengah hadir Wakil Bupati Halmahera Tengah didampingi Kadis Perhubungan, pembahasan tersebut di akhiri dengan penandatangan berita acara kesepakatan dan persetujuan pembangunan bandara Weda. Berita ini sekaligus meralat tayangan berita awal tadi.
Laporan Reporter : Ode
Editor. : Red DN