DimensiNews.co.id, ACEH UTARA- Pemerintah Kabupaten Aceh Utara menyatakan kesiapannya untuk mengantisipasi kemungkinan adanya pasien yang terjangkit virus corona dan telah menetapkan RSU Cut Meutia sebagai salah satu rumah sakit rujukan untuk penanganan pasien yang terjangkit virus itu.
Pernyataan itu disampaikan oleh Wakil Bupati Aceh Utara, Fauzi Yusuf, Kamis (5/3), saat melakukan inspeksi kesiapan manajemen RSU Cut Meutia, Aceh Utara yang sudah ditetapkan sebagai salah satu rumah sakit rujukan pasien terjangkit virus corona oleh Kemenkes RI.
Ia juga menyebutkan, untuk Provinsi Aceh, Kemenkes RI telah menetapkan dua rumah sakit yaitu RSU Zainoel Abidin Banda Aceh dan RSU Cut Meutia Aceh Utara sebagai rumah sakit rujukan untuk mengantisipasi penyebaran virus corona atau Corona Virus Desease (Covid – 19).
Pada kesempatan itu, Wabup Aceh Utara Fauzi Yusuf yang didampingi Direktur RSUD Cut Meutia, Drg. Nurhaida, MPH juga meninjau sejumlah ruangan yang sudah dipersiapkan sebagai ruang perawatan dan ruang isolasi jika ada pasien rujukan yang tersuspect virus corona.
“Kepada instansi terkait harus bekerja ekstra untuk melakukan upaya pencegahan penyebaran virus corona serta melakukan sosialisasi tentang penularan virus itu kepada masyarakat agar bisa terhindar dari virus itu pula,” tegas Fauzi Yusuf.
Ia juga menambahkan, hingga saat ini belum menerima laporan dan rujukan pasien yang sudah positif terpapar virus corona, dan jika nanti ditemukan maka pasien tersebut akan segera di rujuk ke RS Zainoel Abidin dan RSU Cut Meutia.
“Hasil peninjauan saya, RSU Cut Meutia terlihat siap untuk menangani pasien terpapar virus corona baik itu terkait dengan peralatan, ruang perawatan serta tenaga medisnya,” tegas Wakil Bupati Aceh Utara, Fauzi Yusuf.
Sementara itu, Direktur RSU Cut Meutia, drg. Nurhaida, MPH melaporkan kesiapannya dalam mengantisipasi serta menerima pasien rujukan yang sudah positif terpapar virus corona sesuai dengan petunjuk yang dikeluarkan oleh Kemenkes RI.
Pihaknya juga telah menyiapkan sebanyak 3 ruangan perawatan dan isolasi, 30 unit Alat Pelindung Diri (APD), 24 orang dokter, puluhan tenaga medis yang berjaga di Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan ruang isolasi dan keseluruhan dokter dan tenaga medis lainnya dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan Standard Operasional Procedure (SOP). (Halim)
