DimensiNews.co.id JAKARTA – Carut marutnya pengelolaan manajemen PT Liga Indonesia Baru (LIB) di bawah kepemimpinan Cucu Somantri membuat banyak klub meminta segera dilaksanakan rapat umum pemegang saham (RUPS) luar biasa.
Salah satu klub yang menuntut RUPS digelar adalah Klub Arema FC. Tuntutan disampaikan lewat surat elektronik bernomor 009/SEKR-AREMA/V/2020 yang ditujukan pada Dirut PT LIB, tanggal 6 Mei 2020, ditandatangani Ruddy Widodo sebagai Direktur PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (AABBI). Surat ditembuskan pada Ketua Umum PSSI dan Komite Eksekutif.
“Kami sebagai direksi PT AABBII sebagai pengelola Arema FC peserta Liga 1 2020 sekaligus pemegang saham PT LIB, meminta RUPS luar biasa sesegera mungkin digelar untuk mencari solusi atas pertimbangan-pertimbangan yang kami sampaikan,” ujarnya.
Dalam surat tersebut dicantumkan pertimbangan terkait situasi darurat Covid-19 di Indonesia yang berdampak pada kesinambungan klub berjuluk Singo Edan tersebut. Selain belum pastinya kompetisi akan dilanjutkan, pihak Arema FC mempertanyakan kepastian pencairan subsidi bagi klub.
“Belum ada kejelasan proyeksi business plan PT LIB jika status darurat kompetisi benar-benar dihentikan,” ujarnya.
Saat ini kompetisi sedang ditangguhkan karena merebaknya wabah virus Corona di Indonesia. Namun, hal tersebut bukan halangan kalangan klub meminta kepastian kompetisi.
Sementara Direktur PT Persib Bandung Bermartabat, Teddy Tjahjono dalam surat Persib bernomor : 018/DIR-PBB/ V/2020 mengatakan, Persib ingin segera dilakukan RUPS PT LIB karena ingin mendapat langsung informasi kelanjutan kompetisi.
“Sampai dengan saat ini, belum ada kepastian kelanjutan Kompetisi Liga 1 2020, sedangkan operasional klub masih berjalan seperti biasa, meskipun dengan skala yang lebih kecil,” tulisnya.
Permohonan RUPS juga dikirimkan oleh Klub Persipura dalam surat bernomor 069/PT.PP/V/2020 yang ditandatangani Herat Kalengkongan sebagai Direktur PT Persipura Papua, yang menuntut kejelasan kompetisi.
Sebelumnya, PT LIB melalui surat nomor 187/UB-COR/V-2020 pada tanggal 4 Mei 2020 meminta PSSI menghentikan secara total Liga 1 dan Liga 2. Selain itu, PT LIB juga akan memotong dana subsidi klub-klub Liga 1 dan Liga 2.
Untuk Liga 1, dana subsidi yang awalnya dikucurkan Rp 520 juta akan dipangkas menjadi Rp 350 juta. Sementara itu, untuk Liga 2, dari semula Rp 250 juta menjadi Rp 100 juta.
Namun usul pemangkasan subsidi ditolak PSSI. PSSI menuntut LIB menepati janji pembayaran subsidi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Terkait adanya klub-klub yang meminta RUPS PT LIB ini, Ketua Umum PSSI Asprov Jawa Barat, Tommy Apriantono yang dihubungi terpisah, Senin (11/5/2020) menyambut baik digelarnya RUPS.
“Hal yang paling krusial dibahas adalah soal pelaksaan kompetisi. Kalau mau lanjut, jadwalnya seperti apa. Kalau mau berhenti sementara ini, maka klub-klub di liga tiga pun akan menyesuaikan jadwal latihan mereka,” jelasnya.
Ditanya tentang kekisruhan yang terjadi di PT LIB, Tommy menyarankan untuk digelar RUPS jika secara internal tidak lagi bisa diselesaikan.
“Setelah RUPS selesai, jangan ada lagi benang kusut. Semua pihak terkait harus mendorong kemajuan LIB,” tegas Tommy.
Selain tiga klub tersebut, yang meminta RUPS luar biasa juga dilakukan oleh PSIS Semarang, Persebaya Surabaya, Borneo FC, Persela Lamongan, Persija Jakarta, Madura United, Persik Kediri, Barito Putra, Bali United, Bhayangkara FC, Persita Tangerang, Persiraja Banda Aceh dan PSM Makasar.
Tiga anggota direksi PT LIB, yakni Direktur Operasional Sudjarno, Direktur Bisnis Rudy Kangdra dan Direktur Keuangan Anthony Chandra Kartawiria telah membuat surat mosi tidak percaya terhadap Dirut Cucu Somantri.
Mereka menyatakan, pengelolaan PT LIB sebagai sebuah perseroan tidak dilakukan dengan cara-cara yang semestinya sebagaimana diatur perundangan perseroan terbatas; tak sesuai dengan anggaran dasar perseroan, dan prinsip-prinsip good corporate governance. (DN)