“Sektor-sektor yang buka harus yang punya kebermanfaatan dan keberpihakan pada situasi pandemi. Kalau hiburan malam untuk apa? Saya belum lihat ada manfaat signifikan di sana,” kata dia.
“Pajak hiburan malam hanya 25 persen, kalau untuk kepentingan ekonomi, kita bisa cari lewat jalan lain demi menjaga kesehatan, tidak hanya di tempat hiburan malam,” lanjutnya.
Dia pun membandingkan dengan pembukaan sekolah yang sampai saat ini belum dilakukan. Menurutnya penutupan ini juga membuat sejumlah sekolah swasta collapse. Namun mereka tak mengeluh.
“Saya berharap kebijakan COVID-19 ini tidak mundur ke belakang, harus pro inovasi. Jangan sampai sekolah tutup, tempat hiburan buka. Saat ini tidak ada yang tidak terdampak, jadi kalau ada kelompok yang memaksa kehendaknya dan dituruti, pasti akan ada kelompok lain yang menuntut haknya juga,” tutupnya.
(red)