DimensiNews.co.id, KOTA TANGERANG- Sejumlah badut yang tergabung dalam komonitas badut tangerang raya (BATARA) menghibur anak-anak terdampak pembangunan tol JORR II atau Serpong, Kunciran – Bandara Soekarno-Hatta di Kampung Baru, Kecamatan Benda, Kota Tangerang, Jumat (4/9/2020).
Penampilan para badut yang prihatin atas kondisi anak – anak tersebut sengaja dilakukan saat dua alat berat milik kementerian PUPR tengah melindas dan meratakan sisa – sisa puing dari rumah mereka yang dieksekusi beberapa hari lalu.
Asap hitam yang mengepul dari salahsatu alat berat tersebut bahkan dijadikan lelucon oleh para badut yang dinahkodai oleh Joe Kormano yang paham betul menghadapi anak – anak.
“Itu Kereta api kok ngga ada relnya, jalannya gimana ya,?,” Tanya Joe Kormano kepada anak-anak seraya menawarkan hadiah berupa tumbler.
Mendapat pertanyaan mudah tersebut, anak-anak yang sebelumnya takut dengan aparat dan suara yang dihasilkan alat berat tersebut menjawab pertanyaan Joe dengan ceria.
“Itu bukan Kereta Om Badut, itu bekho,” kata salahsatu bocah yang saat itu mengikuti program pemulihan trauma menjawab pertanyaan Joe.
Mengetahui sang bocah tidak lagi takut dengan alat berat tersebut, Joe memberikan sang bocah dua hadiah sekaligus yang saat itu i pegangnya.
“Karena udah ngga takut, om badut kasih dua sekaligus hayo siapa lagi yang udah ngga takut sama kereta yang ngga pake rel itu, nanti om badut kasih lima hadiah sekaligus,” kata Joe seraya diserbu oleh para bocah tersebut.
Kepada wartawan, Joe yang mengaku telah beberapa tahun terakhir bergerak di bidang pemulihan trauma melalui pertunjukan badut menuturkan, komunitas badut Tangerang Raya (BATARA) merasa terpanggil atas kondisi anak – anak yang trauma atas penggusuran tersebut.
“Kami biasa melakukan trauma healing khususnya kepada anak-anak yang terkena dampak langsung, misalnya seperti penggusuran ini. Bencana banjir dan beberapa kegiatan sosial lainnya yang dilakukan di setiap hari Jumat yang kami namakan Jumat Berkah,” terang Joe.
Joe mengaku, dirinya dan puluhan anggota Badut Tangerang Raya lainya akan fokus melakukan pemulihan trauma di wilayah penggusuran tersebut. Pasalnya ia menilai trauma yang dialami oleh anak – anak tersebut membutuhkan perhatian lebih.
“Insya Allah kita akan pantau perkembangan anak – anak pasca kegiatan ini, jika memang diperlukan secara sukarela kami akan kembali lagi kesini,” jelasnya.
Ia menilai apa yang telah dilalui oleh para anak-anak tersebut berat, terlebih anak – anak melihat dan merasakan langsung proses evakuasi dan diusirnya orangtua mereka dari rumahnya sendiri.
“Kita sedih, kondisi ade-ade di sini memprihatinkan,” jelasnya.
Dengan demikian, ia berharap kepada seluruh elemen masyarakat Kota Tangerang untuk bahu membahu dalam mengatasi persoalan yang terjadi di lokasi penggusuran tersebut.
“Ibaratnya, kami Badut Tangerang Raya saja peduli dengan semua ini, kemana yang lain, mari kita bantu saudara – saudara kita yang saat ini membutuhkan uluran tangan,” pungkasnya.*(dul)