DimensiNews.co.id, KOTA TANGERANG – Kembalinya sejumlah aparat kepolisian ke lokasi penggusuran dengan maksud menghibur anak – anak yang mengalami trauma lantaran terusir dari rumahnya sendiri, Sabtu (5/9/2020) dinilai sia – sia.
Pasalnya, salah seorang bocah yang berhasil ditemui wartawan mengaku, kedatangan para penegak hukum dari Polsek Benda tersebut dinilainya kurang diterima oleh dirinya dan beberapa teman lainnya.
Ia mengaku, dirinya terpaksa mengikuti serangkaian kegiatan tersebut lantaran saat para aparat penegak hukum dari Polsek Benda datang secara tiba-tiba saat dirinya dan puluhan bocah lainnya tengah mengikuti permainan bersama para mahasiswa yang berasal dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Tangerang.
Menurut dia, kendati saat itu beberapa petugas membawa bingkisan untuk dibagikan namun demikian dirinya tidak berkenan para penegak hukum tersebut datang kembali ke lingkungannya tersebut.
“Ya kurang senenglah, gara-gara rumah kita digusur sama polisi, ya kita merasa ngga seneng udah dihancurin rumahnya. Kakak saya aja diseret sampe tangannya bedarah terus ada anak kecil yang pingsan,” jelas salah seorang bocah tersebut.
Salah seorang bocah lainnya mengungkapkan hal senada, bahkan jika dibandingkan, dirinya lebih memilih bermain dengan para badut yang sebelumnya datang ke lokasi untuk melakukan serangkaian kegiatan yang menyenangkan.
“Seneng banget sama badut, seru,” ungkap bocah lainnya.
Kondisi tersebut dibenarkan Kaesar, salah seorang mahasiswa yang kebetulan saat itu tengah melakukan kegiatan permainan dalam rangka pemulihan trauma yang dialami oleh para bocah tersebut.
Menurut dia, jika saja aparat penegak hukum yang diketahui dari Polsek Benda tersebut terlebih dahulu melakukan komunikasi dengan para mahasiswa yang saat itu tengah melakukan kegiatan pemulihan, ia menilai hasilnya akan lebih tepat sasaran dan menyeluruh.
“Nah jadi kemarin itu adik-adik masih trauma juga sebagian, ada yang menjerit, nah itu sudah ditegur juga sama ketua supaya percepat, jadi lebih ke arah miskomunikasi aja itu mah,” jelasnya.
Menurutnya, kehadiran para aparat penegak hukum tersebut malah menjadikan proses trauma healling yang dilakukan oleh relawan mahasiswa bertambah panjang.
“Kan sebagian anak – anaknya ada yang takut juga sama polisi, nah sumber utamanya malahan dateng,” tuturnya.
Rano Alfath, Anggota Komisi III DPR – RI yang datang kelokasi tersebut mengaku telah melakukan koordinasi dengan Kapolri terkait kejadian yang membuat trauma anak – anak yang terusir dari rumahnya tersebut.
“Jangan terulang lagi kejadian-kejadian mengakibatkan trauma, khususnya buat anak anak kecil,” jelasnya.
Dihubungi terpisah, Kapolsek Benda Kompol Dodi Ginanjar, SH menampik hal tersebut, menurut dia kedatangan jajarannya tersebut mendapat sambutan baik dari warga.
“Yang saya dapati sambutan positif dari warga,” singkat Dodi saat dihubungi via aplikasi pesan singkatnya.*(dul)