Timbulkan Trauma Saat Penggusuran, Komisi III DPR RI Soroti Kinerja POLRI

  • Bagikan

DimensiNews.co.id, KOTA TANGERANG – Angota Komisi III DPR RI Rano Alfath mengaku akan mencarikan solusi atas persoalan trauma yang dialami oleh para warga yang terkena dampak pengosongan lahan proyek toll JORR II saat rapat dengar pendapat dengan Kapolri.

Ditemui di lokasi penggusuran, Politisi PKB tersebut mengaku sebelumnya telah melakukan komunikasi kepada kepolisian yang menjadi mitranya di Komisi III DPR RI.

“Sudah kita singgung juga, kebetulan kepolisian mitra kita Komisi III, saya sudah sounding juga ke Pak Kapolri agar jangan terulang lagi kejadian-kejadian yang mengakibatkan trauma, khususnya kepada anak-anak kecil,” tuturnya.

Disamping itu, masih menurut Rano, pihaknya juga meminta kepada jajaran aparat khususnya kepolisian agar dapat lebih humanis dalam menghadapi warga yang terkena dampak dari pengosongan lahan tersebut.

“Dari kemarin kita sudah tahan ini baik dari aparat kepolisian dan dari mitra-mitra saya untuk lebih humanis kebawah, karena kemarin sempet ada terjadi penggusuran yang memang dianggap masyarakat menimbulkan trauma,” jelas Rano kepada wartawan, Sabtu (5/9/2020) kemarin.

Ia mengaku, upaya yang telah dilakukan Pemerintah Kota Tangerang dengan beberapa elemen masyarakat dan mahasiswa yang telah memberikan dukungan moril dan materil atas kondisi warga dan anak-anak yang terkena dampak dari pengosongan lahan di lokasi tersebut sudah tepat.

BACA JUGA :   Orang Tua Korban Tidak Terima Atas Dugaan Penganiayaan Oleh Owner The Nine House Alfresco Terhadap Anaknya

“Kalau dari Pemda kemarin saya melihat Pak Wakil sudah hadir, kawan-kawan dari anggota DPRD Kota sudah hadir, sebetulnya sudah cukup bagus, tinggal nanti mereka mempersiapkan program-program aja buat memulihkan trauma, khususnya buat anak-anak kecil,” tukasnya.

Ia meyakini, Pemerintah Kota Tangerang dengan dibantu beberapa elemen masyarakat yang memang konsen dengan kondisi yang dialami warga dapat lebih cepat dalam mengatasi persoalan trauma warga dan anak anak.

“Ini bukan masalah proyek, tapi ini adalah masalah hak asasi manusia, jadi semua wajib turun jangan bicara proyek nasional dan bukan bagian dari saya ngga, ini warga Kota Tangerang,” pungkasnya.

BACA JUGA: Trauma Healling Polsek Benda Kepada Anak-anak Korban Penggusuran Dinilai Sia-Sia

Sebelumnya, personil Polwan dari Polres Metro Tangerang Kota melakukan Trauma Healing untuk memulihkan psikologis anak-anak pasca pengosongan lahan proyek Tol JORR II.

Namun demikian, kehadiran para aparat yang dihadiri oleh Kapolsek Benda Kompol Doddy Ginanjar tersebut kurang mendapat sambutan dari warga yang saat itu diduga mengalami kekerasan dari aparat kepolisian.

“Kita pergi, udah eneg sama mereka (Polisi) percuma, untuk apa hanya pencitraan saja, biarkan anak – anak saja, kita di dalem,”ujar Maman Sulaiman, salahseorang warga.

BACA JUGA :   Puan Minta Kantor Pemerintah Beri Contoh Penerapan Disiplin Protokol Kesehatan

Hal senada juga diungkapkan salah seorang bocah yang berhasil ditemui wartawan mengaku, kedatangan para penegak hukum dari Polsek Benda tersebut dinilainya kurang diterima oleh dirinya dan beberapa teman lainnya.

Ia mengaku, dirinya terpaksa mengikuti serangkaian kegiatan tersebut lantaran saat para aparat penegak hukum dari Polsek Benda datang secara tiba-tiba saat dirinya dan puluhan bocah lainnya tengah mengikuti permainan bersama para mahasiswa yang berasal dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Tangerang.

Menurut dia, kendati saat itu beberapa petugas membawa bingkisan untuk dibagikan namun demikian dirinya tidak berkenan para penegak hukum tersebut datang kembali ke lingkungannya tersebut.

“Ya kurang senenglah, gara-gara rumah kita digusur sama polisi, ya kita merasa ngga seneng udah dihancurin rumahnya, kakak saya aja diseret sampe tangannya bedarah, terus ada anak kecil yang pingsan,” jelas salah seorang bocah.

Salah seorang bocah lainnya mengungkapkan hal senada, bahkan jika dibandingkan, dirinya lebih memilih bermain dengan para badut yang sebelumnya datang ke lokasi tersebut untuk melakukan serangkaian kegiatan yang menyenangkan.

BACA JUGA :   Kota Panton Labu Masuk Prioritas CDOB di Aceh

“Seneng banget sama badut, seru,” ungkap Bocah lainnya.

Kondisi tersebut dibenarkan Kaesar, salah seorang mahasiswa yang kebetulan saat itu tengah melakukan kegiatan permainan dalam rangka pemulihan trauma yang dialami oleh para bocah tersebut.

Menurut dia, jika saja aparat penegak hukum yang diketahui dari Polsek Benda tersebut terlebih dahulu melakukan komunikasi dengan para mahasiswa yang saat itu tengah melakukan kegiatan pemulihan, ia menilai hasilnya akan lebih tepat sasaran dan menyeluruh.

“Nah jadi kemarin itu adik-adik masih trauma juga sebagian, ada yang menjerit, nah itu sudah ditegur juga sama ketua supaya percepat, jadi lebih ke arah miskomunikasi aja itu mah,” jelasnya.

Menurutnya, kehadiran para aparat penegak hukum tersebut malah menjadikan proses trauma healling yang dilakukan oleh relawan mahasiswa bertambah panjang.

“Kan sebagian anak-anaknya ada yang takut juga sama polisi, nah sumber utamanya malahan dateng,” tuturnya.

Dihubungi terpisah, Kapolsek Benda Kompol Dodi Ginanjar, SH menampik hal tersebut, menurut dia kedatangan jajarannya tersebut mendapat sambutan baik dari warga.

“Yang saya dapati sambutan positif dari warga,” singkat Dodi saat dihubungi via aplikasi pesan singkatnya.*(dul)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Verified by MonsterInsights