![](http://www.dimensinews.co.id/wp-content/uploads/2018/05/FB_IMG_1527744826129.jpg)
Wakil Walikota bersama Kasudis kesehatan Jakarta Barat saat sidak takjil di kawasan CNI puri kembangan
DimensiNews.co.id JAKARTA – Wakil Wali Kota bersama Kepala suku dinas kesehatan Jakarta Barat melakukan pemeriksaan terhadap para penjual makanan untuk berbuka puas (takjil) di kawasan Sentra Primer Barat baru kawasan CNI Kembangan Jl Puri indah Elok Jakarta Barat.(30/5/2018)
Dari hasil pemeriksaan petugas menemukan makanan takjil yang mengandung zat pewarna tekstil atau rodhamin B.
Pemeriksaan makanan takjil tersebut dipimpin oleh Wakil Wali Kota HM Zen bersama Kepala Sudis Kesehatan Jakarta Barat Weningtyas Purnomo dan Kepala Sudis KPKP, Marsyawitri Gumay sekcam kembangan lurah kembangan selatan serta sejumlah pejabat Pemkot Jakbar lainnya.
Wakil Wali Kota menyebutkan, ada 42 sampel makanan takjil yang diperiksa petugas,Dalam uji laboratorium Dinas kesehatan DKI Jakarta, petugas menemukan makanan takjil yakni pacar cina yang mengandung zat berbahaya.
Pacar cina yang ada pada makanan kolak itu mengandung zat pewarna tesktil rodhamine B.
“Ada satu makanan kolak, dimana di dalam pacar cinanya mengandung zat pewarna Rodhamin B itu merupakan zat pewarna tekstil,” ujar M. Zen.
Menurutnya, hasil temuan itu mengandung zat berbahaya itu langsung ditindaklanjuti petugas. Selain menyita dan memusnahkan makanan takjil, petugas juga membuat berita acara pemeriksaan kepada pedagangnya.
Petugas juga memberikan peringatan kepada pedagang agar tidak menjual dagangan yang mengandung zat berbahaya. “Kami akan telusuri darimana asal pacar cina ini. Untuk penjualnya akan dilakukan pembinaan oleh sudin kesehatan,” jelasnya.
Kepala Sudis Kesehatan Jakarta Barat, Weningtyas Purnomo mengemukakan adanya penurunan temuan hasil pemeriksaan takjil tahun 2018. Di mana, terjadi penurunan kasus temuan makanan takjil yang mengandung zat berbahaya.
“Tahun sebelumnya,petugas masih menemukan makanan mengandung zat berbahaya, seperti tahu kuning yang mengandung boraks atau zat pengawet, pacar cina yang mengandung zat pewarna tekstil dan sebagainya.kata Winingtyas
Tahun ini, petugas hanya menemukan 1 kasus di kawasan CNI,
Penurunan kasus temuan makanan takjil mengandung zat berbahaya kata Winingtyas, tak terlepas dari kerja keras tim kesehatan masing-masing kecamatan. “Mereka (tim kesehatan) kecamatan rutin melaksanakan pembinaan kepada para pedagang hingga sekarang,pungkasnya.
Laporan Wartawan : Hery
Editor. : Red DN